Militer Myanmar Bentrok dengan Kelompok Anti-Kudeta, 25 Orang Tewas
YANGON, iNews.id - Sebanyak 25 warga tewas dalam bentrok antara kelompok anti junta militer dengan pasukan keamanan Myanmar.
Sebelumnya, bentrok dua kelompok ini terjadi di Depayin, wilayah Sagaing, sekitar 300 km utara ibu kota, Naypyidaw, Jumat (2/7/2021).
Seorang warga Depayin, yang tidak mau disebutkan namanya karena takut serangan balasan, mengatakan, empat truk militer menurunkan tentara di desa itu pada Jumat pagi.
Pemuda-pemuda dari Angkatan Pertahanan Rakyat setempat, yang dibentuk untuk menentang junta, mengambil posisi untuk menghadapi mereka. Tetapi mereka hanya memiliki senjata darurat dan dipaksa mundur dengan senjata yang lebih berat milik pasukan keamanan.
"Sebanyak 25 mayat telah dikumpulkan setelah pertempuran," kata narasumber tersebut, Minggu (4/7/2021).
Pasukan Pertahanan Rakyat Depayin mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa 18 anggotanya telah tewas dan 11 lainnya terluka.
Sayang, pihak militer enggan menanggapi komentar bentrokan tersebut. Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan teroris bersenjata telah menyergap pasukan keamanan yang berpatroli di sana.
Media tersebut juga melaporkan, bentrokan tersebut menewaskan salah satu dari mereka dan melukai enam orang. Para penyerang mundur setelah pasukan keamanan membalas serangan.
Sebagai informasi, Pasukan Pertahanan Rakyat telah didirikan oleh penentang junta militer Myanmar. Beberapa dari mereka bekerja sama dengan Pemerintah Persatuan Nasional yang didirikan di bawah tanah sebagai saingan militer.
PBB menyatakan, kekerasan sejak kudeta telah membuat lebih dari 230.000 orang harus mengungsi mencari keselamatan. Selain itu lebih dari 880 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta dan lebih dari 5.200 ditahan.
Sebaliknya, pihak militer mengatakan angka-angka ini tidak benar. Namun demikian, mereka belum memberikan perkiraan versi mereka.
Tentara mengatakan kekuasaannya sejalan dengan konstitusi. Mereka menggatakan ada kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partai Suu Kyi.
Editor: Umaya Khusniah