Militer Niger Setop Pengiriman Makanan ke Kedubes Prancis, Staf Diplomatik Kelaparan
NIAMEY, iNews.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut duta besarnya di Niger dan staf diplomatik diperlakukan seperti tawanan. Stok makanan disetop menyebabkan mereka kelaparan.
Macron menuding junta militer Niger sengaja menghalangi pengiriman makanan ke gedung tersebut.
"Duta Besar Sylvain Itte hidup dari makanan darurat," kata Macron, seperti dikutip dari DW, Selasa (19/9/2023).
Macron menyebut semua staf diplomatik diperlakukan seperti tawanan. Dia mendesak agar akses ke Kedubes Prancis di Niger tidak dihalangi.
"Secara harfiah mereka ditahan. Mereka menghalangi pengiriman makanan," ujar Macron.
Tak lama setelah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum pada 26, junta militer sudah memerintahkan duta besar Prancis untuk pergi.
Pada akhir Agustus, para pemimpin kudeta mengeluarkan ultimatum 48 jam agar Itte pergi, tetapi Prancis kembali mengatakan bahwa mereka tidak akan mematuhi perintah tersebut.
Uni Eropa telah mendukung penolakan Prancis untuk membawa pulang Itte dan menyebut tuntutan parajunta militer sebagai provokasi.
Niger merupakan salah satu sekutu terdekat Prancis dan Barat di wilayah itu setelah serangkaian kudeta militer dalam beberapa tahun terakhir di negara-negara tetangga seperti Mali, Burkina Faso, dan Guinea. Sebulan setelah kudeta, situasi Niger sangat memprihatinkan.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq