Misteri Keberadaan Lukisan Termahal di Dunia Seharga Rp6 Triliun Terungkap

WASHINGTON, iNews.id - Misteri kebaradaan lukisan termahal di dunia karya seniman Italia, Leonardo da Vinci, Salvator Mundi, mulai terungkap.

Lukisan tersebut terjual dalam lelang di New York, Amerika Serikat, pada November 2017 seharga 450,3 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun (kurs saat itu).

Baca Juga

Jet Tempur Arab Saudi Bombardir Separatis Yaman di Hadhramaut

Rumah Lelang Christie's memang tak mengungkap identitas pembeli, namun informasi yang santer beredar, pemiliknya merupakan seorang pengusaha asal Arab Saudi.

Pada Senin (10/6/2019), seniman Inggris Kenny Schachter mengungkap keberadaan salah satu lukisan paling misterius di dunia itu melalui tulisan di Artnews.

Menurut Schachter, sebagaimana dilaporkan kembali AFP, Rabu (12/6/2019), Salvator Mundi kini berada di kapal pesiar supermewah milik Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS).

Mengutip beberapa sumber, termasuk dua orang yang terlibat dalam lelang, Schachter menyebut bahwa lukisan itu diterbangkan pada tengah malam menggunakan pesawat milik MBS untuk dipindahkan ke kapal pesiarnya, Serene.

Lukisan itu, lanjut dia, akan tetap berada di kapal pesiar sampai dipindahkan ke Kantor Gubernur Al Ula, lokasi di mana Pemerintah Arab Saudi akan mengubahnya menjadi tempat tujuan pariwisata seni dan budaya.

AFP belum bisa mengonfirmasi Schachter mengenai laporan ini. Saudi juga belum menyampaikan komentar.

Sejak dilelang, lukisan ini tak pernah ditampilkan ke publik sehingga memicu rasa penasaran yang tinggi dari kalangan seniman dan masyarakat internasional mengenai siapa pemilik, keberadaan, bahkan keasliannya.

Surat kabar Wall Street Journal melaporkan, pembeli lukisan adalah Pangeran Badr bin Abdullah, yang mewakili MBS dalam lelang. Namun laporan itu ditepis pemerintah Saudi.

Seniman berbeda pendapat dalam menentukan keaslian Salvator Mundi. Ada yang menganggap lukisan itu asli hasil goresan tangan Leonardo da Vinci, namun tak sedikit yang beranggapan gambar Yesus itu merupakan sentuhan tangan murid-murid dari pelukis Italia tersebut.

Editor: Anton Suhartono