Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Tanker Rusia Diserang di Laut Hitam
Advertisement . Scroll to see content

Model Playboy Marisa Papen Diburu Turki karena Foto Telanjang di Depan Hagia Sophia

Jumat, 18 Desember 2020 - 14:44:00 WIB
Model Playboy Marisa Papen Diburu Turki karena Foto Telanjang di Depan Hagia Sophia
Marisa Papen (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Model majalah Playboy, Marisa Papen, didakwa atas tuduhan perbuatan cabul dan menghina simbol negara karena berfoto telanjang di depan Hagia Sophia, Istanbul, Turki. Dia menghadapi hukuman penjara 7 tahun.

Bukan hanya itu, Marisa juga berfoto bugil dengan berpose tidur di atas bendera Turki dengan latar belakang pemandangan alam.

Jaksa Turki menuduh perempuan asal Belgia itu menghina simbol negara dan menyebut foto itu sebagai tindakan menyeramkan dan cabul.

Aksi Marisa itu dilakukan saat Hagia Sophia masih menjadi museum, kini Turki sudah mengubahnya sebagai masjid.

Marisa mengaku terkejut karena pihak berwenang Turki memburunya karena foto-foto tersebut.

Tuduhan itu disampaikan beberapa hari setelah Marisa membuka situs web berisi koleksi fotonya. Halaman web itu menampilkan semua negara yang pernah menjadi persinggahannya untuk pengambilan foto telanjang.

Perbuatan kontroversial Marisa bukan baru kali ini terjadi, sebelumnya dia membuat masalah dengan berpose bugil di depan gedung-gedung ikonik seluruh dunia. Pada 2018, dia ditangkap di Italia karena berpose telanjang di depan Vatikan.

Dia juga memicu kemarahan karena berpose telanjang di dekat tempat ibadah Yahudi, Tembok Ratapan Yerusalem.

Dia juga ditangkap di Mesir karena pelanggaran yang sama di Kuil Karnak, Luxor. Beruntung baginya karena otoritas Mesir membebaskannya dengan hanya membayar denda.

Marisa beralasan aksi bugilnya itu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan perempuan.

"Ini merupakan teriakan untuk kebebasan. Saya ingin kembali ke masa ketika perempuan menjadi ratu.
Itulah mengapa saya ingin pergi ke semua negara ini ketika perempuan ditindas. Seperti saya katakan, ini merupakan teriakan untuk kebebasan dan saya ingin mereka membaca pesan saya," tuturnya, kepada The Sun.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut