Muslim AS Rayakan Lebaran dengan Pesan Perdamaian dan Saling Mengasihi

NEW YORK, iNews.id - Muslim di seluruh dunia mengakhiri Ramadan dengan perayaan Idul Fitri. Bagi sebuah masjid di California, perayaan tersebut mengirim pesan berisi harapan bagi kaum minoritas yang menghadapi persekusi dan mereka yang menderita karena agama mereka.

Umat Muslim bersantap bersama pada Selasa (4/6) kemarin menandai perayaan Idul Fitri di masjid Al Fatiha di California, yang juga dihadiri oleh Konsul Jenderal Thailand di Los Angeles.

Baca Juga

Mogok Makan Hingga Gagal Organ, 8 Aktivis Palestine Action Terancam Tewas di Penjara Inggris

Masjid tersebut didirikan oleh komunitas Muslim Thailand, kelompok masyarakat minoritas di negara yang mayoritas warganya adalah umat Buddha.

Kini. masjid tersebut menjadi tempat ibadah Muslim yang berasal dari berbagai penjuru dunia, yang juga berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri pada Selasa kemarin.

"Pada dasarnya, Idul Fitri adalah perayaan yang bukan hanya mengubah diri kita sendiri selama 30 hari ini, tetapi untuk waktu yang mendatang, bagaimana kita akan menjadi manusia yang lebih baik lagi," kata Sameer Qureshi, seorang jemaah masjid, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (6/6/2019).

Asia menghadapi gelombang pengungsi Muslim Rohingya yang berasal dari Myanmar. Di negara berpenduduk mayoritas Buddha itu, para investigator PBB mendokumentasikan pembunuhan massal dan pemerkosaan oleh militer Myanmar.

Dan Thailand kini sedang berjuang keras menghadapi serangan dari kelompok Muslim separatis.

Seorang jemaah mengatakan semua akan mendapat manfaat dari pesan positif yang disampaikan oleh agama-agama besar di dunia.

"Hubungan baik, membantu satu sama lain, saling mendukung, menyumbang orang-orang miskin – kita semua melakukan hal-hal yang sama," kata Timar Ahmed, seorang jemaah masjid al Fatiha.

Idul Fitri merupakan bersama dan juga perayaan bersama keluarga, yang membawa pesan seperti yang diungkapkan Shareef Khwajazada, seorang jemaah lain masjid al-Fatiha.

"Di tengah keluarga, kita mungkin bertengkar, tetapi pada akhirnya, kita harus saling mengasihi," tukasnya.

Rahmat Phyakul, imam kelahiran Thailand yang juga pendiri masjid tersebut mengemukakan, warga Muslim AS dapat menjadi teladan bagi Muslim yang tinggal di daerah-daerah yang bermasalah.

"Untuk melihat bagaimana kami dapat menjadi orang yang sukses di negara ini, mengingat kita adalah minoritasnya minoritas, sebagai Muslim di Amerika,” katanya.

Mereka datang bersama-sama ke masjid tersebut untuk beribadah, juga merayakan hari Idul Fitri.

Editor: Nathania Riris Michico