YANGON, iNews.id – Puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di kota-kota besar Myanmar, Minggu (14/2/2021). Ini adalah hari kesembilan demonstrasi menolak kudeta militer digelar di negara itu.
Reuters melansir, para mahasiswa jusrusan teknik berbaris melalui pusat kota Yangon, kota terbesar Myanmar. Mereka mengenakan pakaian putih dan membawa alat peraga demo berisi tulisan yang menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi—yang ditahan sejak militer menggulingkan pemerintahannya pada 1 Februari lalu.
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Nobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Sementara, sejumlah armada bus jalan raya meluncur perlahan di kota. Mereka membunyikan klakson sebagai bentuk protes terhadap kudeta.
Di lain tempat, iring-iringan sepeda motor dan mobil melintasi Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw. Di Kota Dawei yang terletak di pesisir tenggara negara itu, sebuah band memainkan drum dalam bayang-bayang tenda saat kerumunan pendemo bergerak di bawah terik matahari.
Kerap Sebar Informasi Keliru sejak Kudeta, Akun Militer Myanmar Kena Pembatasan Facebook
Di Waimaw, Negara Bagian Kachin, tepatnya di tepi Sungai Irrawaddy, banyak orang membawa bendera dan menyanyikan lagu-lagu revolusioner.
Banyak pula pengunjuk rasa di seluruh negeri mengangkat gambar wajah Suu Kyi.
3 Demonstran Penentang Kudeta Myanmar Ditembak Polisi
Lebih dari 384 orang telah ditahan aparat sejak kudeta, menurut laporan Assistance Association for Political Prisoners, sebuah organisasi pemantau tahanan politik di Myanmar.
Banyak juga pengunjuk rasa di Yangon membawa alat peraga demo yang berisi seruan kepada pihak berwenang agar menghentikan “penculikan orang di malam hari”.
Wow! Junta Militer Myanmar Beri Remisi kepada 23.000 Narapidana
Suasana di Yangon dan Mandalay (kota terbesar kedua di Myanmar) cukup mencekam, Sabtu (13/2/2021) malam. Sejumlah warga berkumpul dan berpatroli di jalan-jalan di dua kota itu, takut akan serangan penangkapan oleh aparat, di samping khawatir akan meningkatnya kriminalitas setelah junta militer memerintahkan pembebasan puluhan ribu narapidana, Jumat (12/2/2021) lalu.
Pemimpin Militer Myanmar Suruh Pegawai Kembali Bekerja, Minta Demo Disetop
Tin Myint, seorang penduduk di kawasan Sanchaung, Yangon, termasuk di antara kerumunan yang menahan empat orang yang diduga hendak melakukan serangan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Kami pikir militer bermaksud untuk menyebabkan kekerasan dengan para penjahat ini dengan menyusup ke dalam protes damai,” katanya.
Dia pun lantas mengutip peristiwa unjuk rasa prodemokrasi pada 1988. Ketika itu, militer Myanmar diduga kuat melepaskan para penjahat ke tengah-tengah penduduk untuk melakukan serangan dan berbuat kekacauan. Selanjutnya, militer menyebut kerusuhan itu sebagai pembenaran untuk menekan rakyat sipil dan menancapkan kekuasaan.
Tiga orang di sejumlah tempat berbeda di Yangon mengatakan, mereka melihat drone terbang di atas kerumunan massa demonstran. “Drone itu terbang naik turun dan merekam orang-orang tengah yang mengejar pencuri,” kata warga bernama Htet (30).
Pemerintah dan tentara Myanmar tidak dapat dihubungi Reuters untuk dimintai komentar, terkait situasi tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku