Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Myanmar Kian Mencekam, Pendemo ke Aparat: Berhentilah Menculik Orang!

Minggu, 14 Februari 2021 - 16:21:00 WIB
Myanmar Kian Mencekam, Pendemo ke Aparat: Berhentilah Menculik Orang!
Para demonstran berkumpul di Kota Yangon, Myanmar, menolak kudeta militer di negara itu. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id – Puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di kota-kota besar Myanmar, Minggu (14/2/2021). Ini adalah hari kesembilan demonstrasi menolak kudeta militer digelar di negara itu.

Reuters melansir, para mahasiswa jusrusan teknik berbaris melalui pusat kota Yangon, kota terbesar Myanmar. Mereka mengenakan pakaian putih dan membawa alat peraga demo berisi tulisan yang menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi—yang ditahan sejak militer menggulingkan pemerintahannya pada 1 Februari lalu.

Sementara, sejumlah armada bus jalan raya meluncur perlahan di kota.  Mereka membunyikan klakson sebagai bentuk protes terhadap kudeta.

Di lain tempat, iring-iringan sepeda motor dan mobil melintasi Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw. Di Kota Dawei yang terletak di pesisir tenggara negara itu, sebuah band memainkan drum dalam bayang-bayang tenda saat kerumunan pendemo bergerak di bawah terik matahari. 

Di Waimaw, Negara Bagian Kachin, tepatnya di tepi Sungai Irrawaddy, banyak orang membawa bendera dan menyanyikan lagu-lagu revolusioner.

Banyak pula pengunjuk rasa di seluruh negeri mengangkat gambar wajah Suu Kyi.

Lebih dari 384 orang telah ditahan aparat sejak kudeta, menurut laporan Assistance Association for Political Prisoners, sebuah organisasi pemantau tahanan politik di Myanmar.

Banyak juga pengunjuk rasa di Yangon membawa alat peraga demo yang berisi seruan kepada pihak berwenang agar menghentikan “penculikan orang di malam hari”.

Suasana di Yangon dan Mandalay (kota terbesar kedua di Myanmar) cukup mencekam, Sabtu (13/2/2021) malam. Sejumlah warga berkumpul dan berpatroli di jalan-jalan di dua kota itu, takut akan serangan penangkapan oleh aparat, di samping khawatir akan meningkatnya kriminalitas setelah junta militer memerintahkan pembebasan puluhan ribu narapidana, Jumat (12/2/2021) lalu.

Tin Myint, seorang penduduk di kawasan Sanchaung, Yangon, termasuk di antara kerumunan yang menahan empat orang yang diduga hendak melakukan serangan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Kami pikir militer bermaksud untuk menyebabkan kekerasan dengan para penjahat ini dengan menyusup ke dalam protes damai,” katanya.

Dia pun lantas mengutip peristiwa unjuk rasa prodemokrasi pada 1988. Ketika itu, militer Myanmar diduga kuat melepaskan para penjahat ke tengah-tengah penduduk untuk melakukan serangan dan berbuat kekacauan. Selanjutnya, militer menyebut kerusuhan itu sebagai pembenaran untuk menekan rakyat sipil dan menancapkan kekuasaan.

Tiga orang di sejumlah tempat berbeda di Yangon mengatakan, mereka melihat drone terbang di atas kerumunan massa demonstran. “Drone itu terbang naik turun dan merekam orang-orang tengah yang mengejar pencuri,” kata warga bernama Htet (30).

Pemerintah dan tentara Myanmar tidak dapat dihubungi Reuters untuk dimintai komentar, terkait situasi tersebut.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut