Nah, AS Dituduh Ingin Serang Sistem Pemungutan Suara Elektronik Pilpres Rusia
MOSKOW, iNews.id - Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) berencana menyerang sistem pemungutan suara elektronik dalam pemilihan presiden (pilpres) bulan ini. Rusia akan menggelar pilpres pada 15-17 Maret.
Vladimir Putin akan mempertahankan jabatan presiden untuk periode selanjutnya yakni selama 6 tahun.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan, AS berencana melancarkan serangan siber terhadap sistem penghitungan elektronik.
Zakharova juga menduga AS telah menugaskan organisasi-organisasi non-pemerintah AS untuk mengganggu pilpres dengan memengaruhi para pemilih sehingga tak pergi ke tempat-tempat pemungutan suara.
Pernyataan Zakharova senada dengan tuduhan yang dilontarkan badan intelijen luar negeri Rusia sebelumnya.
AS dan Rusia saling tuduh mengintervensi pilpres masing-masing. Kedua negara itu akan menggelar pilpres tahun ini. Intelijen AS menuduh Rusia mencampuri pilpres AS pada 2016 dan 2020. Tuduhan yang dibantah dengan tegas oleh Kremlin.
Putin, dalam wawancara dengan media pemerintah, menegaskan negaranya tak akan mengintervensi Pilpres AS. Rusia siap bekerja sama dengan siapa pun yang dipercaya rakyat AS untuk menjadi pemimpin mereka.
“Kami tidak ikut campur dengan cara apa pun dalam pilpres mana pun. Seperti telah saya sampaikan berkali-kali, kami akan bekerja sama dengan siapa pun pemimpin yang dipercaya oleh rakyat Amerika, para pemilih Amerika,” kata Putin, seperti dilaporkan kantor berita RIA.
Editor: Anton Suhartono