Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Bantah Akan Bangun Pangkalan Militer di Perbatasan Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Nah! AS Ungkap Praktik Curang Vietnam, Bukan Cuma soal Tarif

Selasa, 08 April 2025 - 03:11:00 WIB
Nah! AS Ungkap Praktik Curang Vietnam, Bukan Cuma soal Tarif
Vietnam merupakan salah satu negara paling dulu menegosiasikan tarif resiprokal Donald Trump (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Vietnam merupakan salah satu negara paling dulu menegosiasikan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tak tanggung-tanggung Vietnam berjanji akan menghapus tarif masuk untuk semua produk AS alias 0 persen.

Namun proposal Vietnam itu ditanggapi secara kritis oleh Gedung Putih. Tawaran Vietnam untuk menghapus semua tarif masuk untuk produk AS dinilai belum cukup. Pemerintah AS menuding ada bentuk kecurangan lain dilakukan Vietnam yang tak terkait dengan tarif.

Penasihat Senior AS untuk Perdagangan dan Manufaktur Peter Navarro mengatakan ada pajak yang dikenakan Vietnam terhadap produk AS.

"Mari kita ambil contoh Vietnam. Ketika mereka datang kepada kami dan mengatakan, 'Kami akan menerapkan tarif nol,' itu tidak berarti apa pun bagi kami karena kecurangan nontariflah yang penting," kata Navarro, dikutip dari CNBC, Senin (7/4/2025).

Dia menyebut pajak pertambahan nilai (PPN) Vietnam serta dugaan pencurian kekayaan intelektual sebagai contoh kecurangan nontarif. Selain itu, Navarro mengungkap Vietnam menjadi negara perantara untuk memasukkan produk China ke AS.

"Jadi intinya adalah siapa pun yang ingin datang untuk berunding dengan kami, bicaralah kepada kami tentang penurunan hambatan nontarif," ujarnya.

Trump mengenakan tarif resiprokal sebesar 46 persen kepada Vietnam saat mengumumkannya pada Rabu pekan lalu. Angka tersebut termasuk yang tertinggi, bahkan kedua tertinggi setelah di dunia setelah Kamboja.

Trump juga menandatangani instruksi presiden yang mengenakan tarif 25 persen untuk produk otomotif, yakni mobil, truk ringan, dan suku cadang kendaraan buatan luar negeri. Trump berdalih kebijakan tersebut diperlukan untuk melindungi keamanan nasional.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut