Nah! Presiden Iran Yakin Gencatan Senjata dengan Israel Tak Akan Lama
TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyuarakan keraguannya terhadap keberlangsungan gencatan senjata antara negaranya dan Israel, usai perang sengit selama 12 hari pada bulan Juni lalu. Menurut dia, situasi yang rapuh dan ketidakpercayaan mendalam membuat perdamaian jangka panjang sangat sulit terwujud.
“Iran tidak menginginkan perang, tetapi kami juga tidak sepenuhnya percaya pada gencatan senjata yang bertahan lama,” kata Pezeshkian dalam wawancara dengan Al Jazeera, belum lama ini.
Pezeshkian menyebut Iran saat ini dalam posisi siap tempur penuh dan tidak akan ragu untuk kembali menyerang jika Israel melakukan provokasi militer.
Dia menegaskan Iran memiliki kekuatan yang cukup untuk menghantam target jauh di dalam wilayah Israel, sebagaimana telah dibuktikan dalam konflik sebelumnya.
“Kami siap menghadapi setiap aksi militer Israel, dan pasukan kami berada dalam siaga tempur penuh untuk kembali menyerang jauh ke wilayah Israel,” ujarnya.
Presiden Iran juga menuding Israel menyembunyikan skala kerusakan akibat serangan-serangan balasan Iran selama konflik berlangsung. Menurut dia, hal itu menjadi bukti bahwa kekuatan militer Iran tidak bisa diremehkan.
Konflik antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni lalu, dipicu tuduhan bahwa Iran tengah mengembangkan program senjata nuklir secara rahasia.
Serangan dari Israel, yang juga didukung oleh Amerika Serikat, menyasar fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Iran membalas dengan serangan terhadap target-target militer Israel dan bahkan meluncurkan serangan terhadap pangkalan militer AS di Qatar sehari sebelum gencatan senjata diberlakukan pada 24 Juni.
Meski konflik berhenti, Pezeshkian tidak melihat adanya jaminan bahwa perdamaian akan bertahan. Dia menyebut narasi tentang penghentian program nuklir Iran hanyalah “ilusi” seraya menegaskan pengayaan uranium akan terus berlanjut untuk tujuan damai dan energi.
“Saya sependapat dengan Presiden AS Donald Trump bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Namun, program nuklir kami murni untuk keperluan sipil dan sepenuhnya berada dalam kerangka hukum internasional,” katanya.
Iran juga menolak tuduhan bahwa program nuklirnya memiliki dimensi militer. Pernyataan ini diperkuat oleh temuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang sejauh ini belum menemukan bukti konkret adanya pengembangan senjata nuklir aktif oleh Teheran.
Editor: Anton Suhartono