Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menlu AS Rubio Harap Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dicapai 23 Desember, Bisakah?
Advertisement . Scroll to see content

Nah, Trump Tak Akan Paksa Netanyahu Akui Negara Palestina

Selasa, 04 November 2025 - 11:01:00 WIB
Nah, Trump Tak Akan Paksa Netanyahu Akui Negara Palestina
Donald Trump menegaskan tidak akan menekan Benjamin Netanyahu mengakui berdirinya negara Palestina (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakui berdirinya negara Palestina. Dia menyebut keputusan mengenai solusi dua negara atau bentuk lain dari perdamaian sepenuhnya bergantung pada Israel dan pihak terkait lainnya.

Pernyataan itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS belum lama ini, saat membahas kemungkinan Arab Saudi bergabung dalam Perjanjian Abraham, kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.

Saudi Syaratkan Solusi Palestina

Trump mengaku optimistis Arab Saudi akan segera berdamai dengan Israel, meski Riyadh secara terbuka menegaskan tidak akan melangkah tanpa adanya komitmen jelas untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka.

“Saya kira dia (Saudi) akan bergabung. Saya kira kita akan menemukan solusinya,” kata Trump.

Namun ketika ditanya soal komentar Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang menolak bergabung tanpa solusi dua negara, Trump tampak enggan menjawab langsung.

“Saya tidak tahu apakah ini akan menjadi dua negara, itu akan bergantung pada Israel, orang lain, dan saya,” ujarnya.

Enggan Tekan Netanyahu

Dalam wawancara yang sama, Trump menegaskan tidak akan terus-menerus menekan Netanyahu untuk mengakui negara Palestina. Dia menilai hubungan pribadi dan kerja sama eratnya dengan pemimpin Israel itu sudah cukup untuk menjaga stabilitas kawasan.

“Saya tidak akan mendesaknya. Dia baik-baik saja,” ujar Trump.

Meski tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari pernyataan tersebut, Trump menggambarkan Netanyahu sebagai sosok kuat yang dibutuhkan Israel saat ini.

“Dia adalah perdana menteri masa perang. Saya bekerja sama sangat baik dengannya. Saya perlu sedikit mendesaknya, dengan cara apa pun. Saya rasa saya telah melakukan tugas yang hebat dalam mendesaknya,” katanya.

Trump Puji Netanyahu: Pemimpin yang Sulit Didikte

Trump juga memuji Netanyahu sebagai pemimpin berbakat dan tangguh, menyebutnya tidak mudah didikte oleh pihak mana pun, termasuk oleh AS.

“Sebenarnya, orang seperti itulah yang dibutuhkan di Israel saat ini. Dia sangat penting,” ucap Trump.

Pernyataan itu sekaligus mempertegas posisi Trump bahwa Washington tidak akan memaksakan solusi dua negara atau kebijakan tertentu terhadap Israel, berbeda dengan pendekatan pemerintahan AS sebelumnya yang berupaya menyeimbangkan posisi Israel dan Palestina dalam negosiasi perdamaian.

Isu Palestina Tertinggal di Balik Diplomasi Abraham

Komentar Trump muncul di tengah spekulasi baru bahwa Arab Saudi tengah menjajaki kembali jalur diplomasi dengan Israel melalui jalur tidak resmi. Namun, posisi Riyadh tetap sama: normalisasi tidak akan terjadi tanpa kemajuan nyata menuju negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Sementara itu, pemerintahan Trump berfokus pada perluasan Perjanjian Abraham, yang sebelumnya melibatkan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan. Namun, kesepakatan itu dikritik karena mengabaikan hak dan perjuangan rakyat Palestina, yang hingga kini masih hidup di bawah pendudukan dan blokade.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut