Napi Kakap Kabur Pakai Helikopter, Ini Kata Menteri Kehakiman Prancis
PARIS, iNews.id - Pemerintah Prancis menduga lemahnya sistem keamanan menjadi penyebab kaburnya penjahat kelas kakap Redoine Faid dari penjara Sud-Francilien di Kota Reau, Minggu (1/7/2018).
Penjahat yang mengaku melakukan kriminalitas terinspirasi dari film-film laga itu kabur menggunakan helikopter dibantu tiga rekannya yang membawa senjata api. Aksi kaburnya pun bak di film action, yakni dengan menjebol pintu penjara dan menggunakan bom asap.
Meski menggunakan senjata api, tak ada korban dalam kaburnya Faid. Kaburnya Faid membuat merah wajah otoritas penjara di negara itu.
Menteri Kehakiman Nicole Belloubet mengirim tim ke penjara untuk menyelidiki kasus ini. Fokus penyelidikan adalah kinerja tim keamanan. Pasalnya, Faid sudah dua kali kabur dari penjara yang sama. Aksi sebelumnya terjadi pada 2013, di mana saat itu dia menggunakan dinamit.
"Kami harus berhati-hati, tidak meninggalkan orang di satu penjara dalam waktu lama, jika berbicara mengenai orang seperti ini (Faid)," kata Belloubet, dalam wawancara radio, seperti dilaporkan kembali oleh AFP, Senin (2/7/2018).
Dia membuka kemungkinan merotasi para napi di penjara-penjara Prancis dalam kurun waktu tertentu.
Menurut pengelola penjara, aksi melarikan diri berlangsung sangat cepat, yakni beberapa menit saja.
"Sekelompok pria bersenjata mendarat di halaman penjara Sud-Francilien di Reau, saat dia (Faid) berada di ruang pengunjung," kata jubir penjara.
Para pelaku kemudian menjebol kunci pintu yang mengarah ke lorong tempat Faid menunggu dengan salah satu saudara laki-lakinya.
Helikopter yang membawa Faid lalu mendarat di timur laut Paris, sekitar 60 kilometer dari penjara. Polisi langsung menggelar operasi pencarian di seluruh Paris.
Helikopter yang digunakan pelaku didapat setelah membajak dari sekolah penerbangan. Pilotnya merupakan instruktur yang sedang menunggu siswa sekolah penerbangan, lalu dibajak oleh rekan-rekan Faid.
Pria berjuluk "The Author" itu berada di balik jeruji besi sejak pertengahan 2011 dalam kasus perampokan bank yang menyebabkan seorang polisi wanita tewas.
Editor: Anton Suhartono