Nasib Pekerja Migran di Singapura saat Wabah Corona, Berdesakan di Kamar Penuh Kecoak
SINGAPURA, iNews.id – Pekerja migran di Singapura hidup dalam ketakutan menyusul lonjakan infeksi virus corona (Covid-19) di asrama mereka. Para pekerja asing itu mengeluhkan kondisi asrama yang sempit dan kotor, sehingga membuat physical distancing alias jaga jarak fisik di sana tidak memungkinkan.
Singapura, negara kota yang kini tengah berjuang melawan wabah Covid-19 yang memburuk, pekan ini mulai mengarantina empat kompleks asrama besar yang menampung puluhan ribu pekerja asal Asia Selatan. Sejauh ini, lebih dari 200 kasus infeksi corona telah terdeteksi di asrama itu.
Infeksi oleh virus yang sama juga telah ditemukan di beberapa fasilitas lain di Singapura.
Seorang pekerja dari Bangladesh, yang tinggal di asrama yang terdapat beberapa kasus infeksi corona tapi belum dikarantina, mengatakan kepada AFP bahwa menjaga jarak fisik antarpenghuni di asrama itu tidaklah mungkin. Karenanya, sulit bagi mereka untuk membantu pemerintah menghentikan penyebaran virus itu.
“Satu ruangan kecil dengan 12 orang tinggal bersama-sama. Bagaimana mungkin kami bisa menjaga jarak sosial?” ungkap sang buruh yang enggan disebutkan namanya itu kepada AFP, Kamis (9/4/2020).
Dia menuturkan, standar kebersihan asrama yang dia tempati terbilang buruk. Selain itu, para pekerja terpaksa menggunakan tempat memasak dan kamar mandi bersama-sama.
“Kami tahu karakter virus itu seperti apa, bagaimana ia menyebar. Jadi, jika kondisi kehidupan seperti di asrama ini terus berlanjut, saya sangat khawatir,” ujarnya.
Surat kabar setempat, The Straits Times melaporkan, ada asrama TKA yang toilet dan kamar tidurnya penuh dengan kecoak. Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari kalangan kritikus pemerintah. Mereka menilai perlakuan Singapura sungguh memalukan terhadap para pekerja asingnya. Padahal, negara itu kaya raya.
Seorang pria Bangladesh di salah satu asrama yang telah dikarantina mengatakan, dia dan rekan-rekannya sesama pekerja asing semakin khawatir akan meningkatnya jumlah kasus infeksi Covid-19 tanpa gejala di Singapura.
“Jelas kami semua khawatir. Sejak beberapa hari terakhir, kami sudah mendapat kabar bahwa ada begitu banyak orang yang terkena tanpa gejala,” tutur lelaki yang juga tak mau disebutkan namanya itu kepada AFP.
Editor: Ahmad Islamy Jamil