NATO Akan Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Ukraina, Begini Reaksi Rusia
MOSKOW, iNews.id - Kremlin memperingatkan agar tidak mengirim pasukan penjaga perdamaian NATO ke Ukraina. Keputusan mengirim pasukan itu merupakan tindakan yang sangat sembrono dan berbahaya.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Rabu (23/3/2022) mengatakan, kemungkinan kontak antara Rusia dan militer NATO dapat menciptakan 'konsekuensi yang hampir tidak dapat diperbaiki'. Maka dari itu, pengiriman tentara penjaga perdamaian NATO ini merupakan keputusan yang sangat sembrono dan berbahaya.
Polandia pekan lalu mengatakan, misi penjaga perdamaian internasional harus dikirim ke Ukraina.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya “operasi militer khusus.” Perang tersebut telah menimbulkan kemarahan internasional dengan Uni Eropa, AS dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Peskov mengatakan AS menekan negara-negara G20 untuk mengeluarkan Rusia dari format tersebut. Namun demikain, banyak negara telah menolak permintaan AS.
"Sejumlah negara lebih memilih untuk berpegang pada pandangan mereka yang independen dan berdaulat," katanya.
Ditanya terkait Belarus yang bergabung dengan kampanye militer di Ukraina, Peskov mengatakan, Presiden Alexander Lukashenko telah mengklarifikasi tidak ada rencana seperti itu.
Juru bicara itu juga membantah kemungkinan keterlibatan pasukan dari Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (CSTO), dalam konflik tersebut. Pasalnya hal itu belum dibahas.
Atas tuduhan menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil dalam perang yang sedang berlangsung, Peskov mengatakan "militer Rusia tidak menyerang atau menembak warga sipil". Dia menyebut tuduhan pejabat Ukraina sebagai "kebohongan."
Dia malah mengklaim bahwa warga sipil yang meninggalkan kota-kota di bawah kendali militer Ukraina, menyaksikan sebaliknya, pelecehan dilakukan angkatan bersenjata Ukraina.
"Semakin banyak saksi yang keluar dari kota-kota dan mengatakan bahwa mereka ditahan di sana sebagai perisai manusia dan batalyon nasionalis menembaki warga sipil. Mereka menceritakan bagaimana mereka ditempatkan dalam blokade informasi, diblokir dari menerima informasi tentang koridor kemanusiaan. Ini bukan cerita kami, ini adalah kisah orang Ukraina," katanya.
Editor: Umaya Khusniah