Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Deklarasi Akhir KTT APEC 2025 Tak Masukkan Isu Ukraina, Ini Hasilnya
Advertisement . Scroll to see content

NATO Mengaku Ingin Menjaga Komunikasi dengan Rusia demi Keamanan Eropa

Kamis, 01 Desember 2022 - 21:42:00 WIB
NATO Mengaku Ingin Menjaga Komunikasi dengan Rusia demi Keamanan Eropa
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BERLIN, iNews.id – Dialog antara NATO dan Rusia saat ini sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Akan tetapi, aliansi militer itu tetap perlu menjaga komunikasi dengan Moskow.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Kamis (1/12/2022). “Selama bertahun-tahun, NATO mengupayakan hubungan yang lebih konstruktif dengan Rusia, untuk berdialog dengan Rusia. Saya adalah Perdana Menteri (Norwegia) ketika Presiden (Rusia Vladimir) Putin dan (Dmitry) Medvedev menghadiri KTT NATO. Dunia itu kini tak ada lagi,” ucapnya dalam konferensi pers di Berlin.

Sebelumnya, Rusia memang pernah menjadi mitra NATO untuk perdamaian dunia. Sejak 1994, Moskow pun kerap berpartisipasi dalam KTT NATO. Namun, hubungan kemitraan semacam itu praktis sudah tidak berjalan lagi sejak Rusia mulai terlibat perang dengan Ukraina pada 2014.

Stoltenberg mengatakan, dialog yang telah terjalin selama ini dengan Rusia telah rusak karena konflik di Ukraina. Akan tetapi, NATO merasa masih perlu mempertahankan komunikasi dengan Moskow. Sebab, kerja sama dengan Rusia menjadi bagian dari arsitektur keamanan di Eropa.

“Pada saat yang sama kami perlu menjaga jalur komunikasi militer untuk mencegah eskalasi, untuk mencegah insiden,” ujar Stoltenberg.

Menurut dia, NATO perlu terus terlibat dengan Rusia dalam masalah-masalah seperti kontrol senjata. Karenanya, kontak minimum antara NATO dan Rusia harus dijaga.

Pada Desember 2021, Rusia mengusulkan draf perjanjian tentang jaminan keamanan untuk NATO dan Amerika Serikat. Dalam draf itu, Moskow meminta agar NATO tidak memperluas pengaruhnya ke arah timur dan tidak akan memasukkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya. 

Akan tetapi, pada Januari 2022, AS dan NATO secara resmi menolak proposal Rusia. Aliansi militer itu beralasan, mereka tidak akan mengubah pendiriannya tentang hak negara berdaulat untuk bergabung ke NATO. Menyusul kebuntuan tersebut, Rusia pun meluncurkan operasi militer di Ukraina sejak Februari lalu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut