Negara-Negara Arab Aktifkan Pasukan Pertahanan Bersama Respons Israel
DOHA, iNews.id - Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) sepakat untuk mengaktifkan kembali aliansi pertahanan menyusul serangan Israel ke Qatar pada 9 September lalu. Negara-negara anggota GCC, yakni Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), telah membentuk pakta pertahanan untuk mengatasi masalah keamanan negara-negara anggota.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar Majed Mohammed Al Ansari mengatakan, konsultasi telah berlangsung di antara badan-badan militer GCC untuk membangun kemampuan pencegahan Teluk. Negara-negara anggota juga akan menggelar pertemuan Komando Militer Terpadu di Doha.
Namun Al Ansari tidak menjelaskan lebih rinci mengenai bagaimana mekanisme aliansi pertahanan baru tersebut. Hal yang jelas, pakta pertahanan GCC menyebutkan, serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua negara.
Jasem Mohamed Albudaiwi, sekjen GCC, mendesak Presiden AS Donald Trump untuk mengendalikan sekutu terdekatnya, Israel.
"Kami berharap mitra strategis kami di AS menggunakan pengaruh mereka terhadap Israel agar menghentikan perilaku ini. Kami sungguh-sungguh mengharapkan itu," kata Albudaiwi.
Dia menyebut AS memiliki pengaruh kuat terhadap Israel dan harus menggunakannya untuk menekan.
"Mereka memiliki pengaruh atas Israel dan sudah saatnya digunakan," ujarnya.
Meski ada komitmen dari GCC untuk bertindak lebih tegas terhadap Israel, sebagian besar isi deklarasi KTT Islam-Arab berisi kecaman dan janji solidaritas.
“Kami mengutuk sekeras-kerasnya serangan pengecut dan ilegal Israel terhadap Qatar. Kami menanggapi dengan solidaritas penuh kepada Qatar dan mendukung semua langkahnya,” bunyi memo yang dikeluarkan oleh negara-negara anggota OKI dan Liga Arab.
Negara-negara anggota juga mengecam ancaman berulang Israel tentang kemungkinan menargetkan Qatar lagi.
Saat ditanya mengenai ancaman baru Israel serta rencana untuk menargetkan para pimpinan Hamas di mana pun, Al Ansari menegaskan Qatar akan menggunakan semua peluang di level internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban Israel di komunitas internasional, dan alat kami adalah keyakinan pada hukum internasional dan organisasi-organisasi internasional,” ujarnya.
Editor: Anton Suhartono