Nepal Rusuh, Presiden Ram Chandra Paudel Ajak Demonstran Berunding
KATHMANDU, iNews.id - Presiden Nepal Ram Chandra Paudel akan bertemu dengan para demonstran, Rabu (10/9/2025), guna mencapai resolusi damai setelah negara Himalaya itu diguncang unjuk rasa besar sejak Senin. Paudel menegaskan ingin menyelesaikan konflik secara damai melalui dialog dengan kelompok-kelompok penyelanggara demonstrasi.
Surat kabar Himalayan Times melaporkan, Paudel akan bertemu delegasi demonatran, bersama perwakilan Angkatan Bersenjata Nepal.
Ajakan Presiden Paudel untuk berunding disampaikan pada Selasa (9/9/2025) malam, setelah dia menerima pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Pernyataan resmi kantor Paudel menegaskan, Presiden menyerukan penyelesaian krisis tanpa pertumpahan darah melalui dialog.
"Saya mendesak semua pihak untuk tetap tenang, mencegah kerusakan lebih lanjut, dan datang ke meja perundingan. Dalam demokrasi, tuntutan yang diajukan oleh warga dapat diatasi melalui dialog dan negosiasi," bunyi pernyataan tersebut.
Sebelumnya, empat menteri telah mengundurkan diri dari pemerintahan menyusul protes 'Gen Z' di Nepal, gerakan luas yang dipimpin kaum muda, terutama mahasiswa, untuk menuntut akuntabilitas dan transparansi dari pemerintah.
Unjuk rasa dimulai pada Senin (8/8/2025) di Kathmandu dan kota-kota besar lain, termasuk Pokhara, Butwal, dan Birgunj, setelah pemerintah memblokir 26 platform media sosial dan aplikasi pesan singkat, dengan alasan pendapatan pajak dan masalah keamanan siber.
Tuntutan pun meluas, para demonstran mendesak penanganan serius korupsi yang dilembagakan serta favoritisme dalam pemerintahan.
Mereka menginginkan pemerintah lebih akuntabel dan transparan dalam proses pengambilan keputusan.
Massa juga menuntut pencabutan pemblokiran platform media sosial, yang mereka anggap sebagai upaya untuk membungkam kebebasan berbicara. Tuntutan itu sudah dipenuhi pada Selasa.
Editor: Maria Christina