Ngeri, Beredar Video 5 Pejuang Taliban Bunuh Tentara Afghanistan dengan Kejam
KABUL, iNews.id - Rekaman anggota Taliban memenggal kepala diduga tentara Afghanistan beredar di grup obrolan online. Tak hanya memamerkan kepala, anggota juga meneriakkan 'mujahidin' di depan kamera.
Dalam video mengerikan berdurasi 30 detik, terlihat ada enam anggota Taliban bersenjata. Satu di antaranya juga memegang dua bilah pisau yang diduga digunakan sebelumnya.
Setelah meneriakkan mujahidin, mereka melantunkan puji-pujian untuk pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada. Di akhir rekaman, para anggota Taliban mengatakan bahwa mereka harus menembak tentara Afghanistan itu karena "dia harus ditembak".
Korban terlihat masih mengenakan seragam hijau tua. Diyakini, dia merupakan salah satu tentara Afghanistan.
Rekaman itu terungkap hanya beberapa hari setelah gerilyawan Taliban mengeksekusi saudara laki-laki salah satu pemimpin anggota perlawanan Afghanistan, Amrullah Saleh yang bernama Rohullah Azizi.
Sebelumnya, mantan wakil presiden Afghanistan menjadi salah satu pemimpin pasukan oposisi anti-Taliban di lembah Panjshir, Ebadullah Saleh mengatakan mengatakan Taliban telah mengeksekusi pamannya.
"Mereka membunuhnya kemarin dan tidak mengizinkan kami menguburkannya. Mereka terus mengatakan bahwa jenazahnya harus membusuk," katanya kepada Reuters.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah berubah secara signifikan. Berubah dari dari kelompok Islamis yang haus darah di awal tahun 2000-an.
"Kami adalah orang-orang Afghanistan. Sekarang, kami fokus mengangkat kehidupan rakyat, membangun Afghanistan, menciptakan lapangan kerja dan membangun negara kesejahteraan," katanya.
Menanggapi kekerasan yang ditampilkan oleh Taliban, dia berkata jika kekerasan bukanlah kebijakan resmi. Jika semua orang ingin berdemonstrasi, mereka harus mendapatkan izin dari menteri dalam negeri.
"Tanpa kebebasan berbicara, kita masuk ke dalam kediktatoran yang bertentangan dengan aturan Islam," katanya.
Editor: Umaya Khusniah