Ngeri, Korut Luncurkan Ratusan Rudal dan Artileri sebagai Simulasi Serang Korsel
SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) akhirnya mengungkap tujuan peluncuran ratusan rudal dan artileri beberapa hari terakhir. Disebutkan, serangan itu merupakan simulasi menyerang Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Ini terkait dengan latihan perang udara besar-besaran yang dilakukan Korsel dan AS melibatkan ratusan pesawat militer.
Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara (KPA), seperti dikutip dari KCNA, Senin (7/11/2022), menyatakan latihan bertajuk 'Vigilant Storm' itu merupakan provokasi terbuka yang bertujuan sengaja meningkatkan ketegangan. Latihan perang dengan tingkat agresivitas sangat tinggi itu bisa membahayakan.
Korut menuduh Korsel dan AS ingin memicu konfrontasi seraya berjanji membalas latihan perang tersebut dengan langkah-langkah militer praktis yang berkelanjutan, tegas, dan luar biasa.
"Semakin gigih aktivitas militer provokatif musuh berlanjut, semakin teliti dan tanpa ampun pula KPA akan melawan mereka," bunyi pernyataan KPA.
Tentara Korut melakukan simulasi serangan terhadap pangkalan udara dan pesawat serta kota besar Korsel guna menghancurkan histeria perang. Pada 2 November lalu Korut menembakkan dua rudal jelajah strategis ke perairan Ulsan, Korsel, tempat pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun Korsel membantah klaim itu dan mengatakan tidak melacak adanya rudal yang mendekat.
Selain itu Korut menembakkan dua rudal balistik taktis yang sarat hulu ledak dispersi. Hulu ledak fungsional khusus yang dibawanya diklaim bisa melumpuhkan sistem komando operasi musuh. Selain itu ada pula simulasi serangan tempur mendadak melibatkan 500 jet tempur.
Korut meluncurkan puluhan rudal dari berbagai jenis sepanjang awal November ini, termasuk 23 dalam sehari.
Salah satu peluru yang diluncurkan adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang sempat memicu kepanikan di Jepang. Rudal itu meledak di udara akibat terjadi kegagalan. Selain rudal, Korut juga menembakkan ratusan peluru artileri ke perbatasan dengan Korsel.
Editor: Anton Suhartono