Nyanyikan Lagu Kritik Polisi dan Diunggah di Medsos, 2 Pemuda Ditangkap
TUNIS, iNews.id - Dua mahasiswa di Tunisia dibebaskan setelah sebelumnya ditangkap karena lagu satir yang mengkritik polisi. Presiden Kais Saied mengatakan penahanan mereka sama sekali tidak dapat diterima dan menyerukan pembebasannya.
Youssef Chelbi dan Dhia Nsir ditangkap pada Rabu (17/5/2023). Sebelumnya, mereka memposting rekaman di Tik Tok dan Facebook saat menyanyikan lagu sarkastik yang mencela polisi atas perlakuan terhadap tahanan dan undang-undang narkoba.
Penangkapan mereka atas tuduhan menghina orang lain melalui jejaring sosial membuat khawatir para aktivis HAM dan blogger. Mereka pun memposting ulang lagu tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka. Mereka mengatakan kebebasan di Tunisia dikepung dan telah menjadi penjara besar.
Saied, dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook kepresidenan, mengaku sangat terkejut dengan penangkapan tersebut. Menurutnya, menangkap dua pria muda yang hanya menyanyikan sebuah lagu sangat tidak dapat diterima. Dia mendesak pengadilan untuk menjalankan tugas dan lepaskan mereka.
Belasan jurnalis dan aktivis menggelar aksi protes pada Kamis (18/5/2023) menentang pembatasan kebebasan dan persidangan yang menargetkan jurnalis dan blogger. Beberapa orang Tunisia memposting lagu-lagu satir lainnya yang mengkritik polisi di media sosial.
Kebebasan berbicara dan media merupakan keuntungan utama bagi warga Tunisia setelah revolusi 2011 yang menggulingkan Presiden otokratis Zine El Abidine Ben Ali dan memicu protes Musim Semi Arab.
Saied sendiri telah menarik tuduhan penindasan sejak dia menutup parlemen pada 2021 dan merebut semua kekuasaan dalam gerakan yang oleh lawan-lawannya disebut sebagai kudeta. Dia berjanji untuk melindungi hak dan kebebasan dan bersumpah untuk tidak menjadi diktator.
Tapi sebaliknya, para aktivis dan jurnalis mengatakan kebebasan berbicara menghadapi ancaman serius di bawah pemerintahan Saied.
"Ini adalah masa-masa kelam..Kebebasan berbicara semakin terpukul. Sekitar 20 jurnalis dan blogger dikejar karena postingan atau melawan otoritas," kata ketua serikat jurnalis, Mahdi Jlassi.
Editor: Umaya Khusniah