Obama: Keputusan AS Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran Menyesatkan
NEW YORK, iNews.id - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama angkat bicara soal keputusan Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 (JCPOA). Kesepakatan itu ditandatangani pada masa pemerintahan Obama.
Dia pun mengkritik dengan menyebut keputusan tersebut kesalahan yang serius dan menyesatkan.
"Memang, di saat kita mendukung diplomasi dengan Korea Utara supaya berhasil, namun meninggalkan JCPOA akan berisiko kehilangan kesepakatan yang dicapai dengan Iran, benar-benar hasil akhir yang kita kejar dengan Korea Utara. Itulah mengapa pengumuman hari ini begitu menyesatkan," kata Obama menyindir Trump, seperti dilansir CNN, Rabu (9/5/2018).
Obama membela kesepakatan nuklir Iran karena banyak negara ikut mendukungnya, termasuk sekutu AS di Eropa. JCPOA diteken oleh enam negara, yakni Rusia, China, Jerman, Prancis, Inggris, dan AS.
Dia juga meminta dukungan Menteri Pertahanan AS James Mattis, yang sebelumnya mengatakan AS harus tetap dalam kesepakatan demi kepentingan negara itu sendiri.
"Dalam demokrasi, akan selalu ada perubahan dalam kebijakan dan prioritas dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Namun memandang rendah ketidaksepakatan secara konsisten berisiko mengikis kredibilitas Amerika, dan menempatkan kita bertentangan dengan kekuatan besar dunia," kata Obama.
Obama tak sendiri menyatakan ketidaksetujuannya atas keputusan Trump. Ada pula mantan Wakil Presiden Joe Biden dan mantan Menteri Luar Negeri John Kerry yang menentangnya.
Dalam pernyataan, Biden mengatakan keputusan Trump itu merupakan kesalahan besar dan akan membuat Iran kembali mengembangkan senjata nuklir tanpa bantuan diplomatik.
"Krisis yang sesungguhnya tidak perlu ini pada akhirnya akan membuat keamanan negara dan warga, termasuk ribuan laki-laki dan perempuan berseragam yang melayani di seluruh Timur Tengah, berisiko, karena membuat kita kembali menuju perang dengan Iran," kata Biden.
Editor: Nathania Riris Michico