Orangtua Remaja Inggris Terbang ke AS Temui Diplomat yang Tabrak Putranya hingga Tewas

LONDON, iNews.id - Orangtua dari remaja Inggris yang tewas saat motornya bertabrakan dengan mobil yang diduga dikendarai oleh istri diplomat Amerika Serikat (AS) terbang menuju negara pimpinan Donald Trump itu. Dia bertolak ke AS untuk mencari keadilan.

Harry Dunn, yang berusia 19 tahun, tewas pada Agustus di dekat pangkalan Angkatan Udara Croughton Royal di Northhamptonshire, Inggris. Pangkalan itu digunakan oleh Angkatan Udara AS sebagai pusat komunikasi.

Baca Juga

500.000 Warga Kamboja dan Thailand Mengungsi akibat Perang

Ibu Dunn, Charlotte Charles, mengatakan kepada BBC keluarganya ingin bertemu dengan si tersangka pengemudi. Polisi Inggris dan Perdana Menteri Boris Johnson mengidentifikasinya sebagai Anne Sacoolas, istri dari seorang pejabat intelijen yang berbasis di Croughton.

Sacoolas mengklaim kekebalan diplomatik dan pulang ke AS ketika kasusnya sedang diselidiki. Dia menulis surat permintaan maaf kepada keluarga Dunn.

"Hampir tujuh pekan sejak kami kehilangan putra kami, ucapan maaf tidak cukup," kata Charles, kepada Sky News, Senin (14/10/2019).

"Tapi saya dan kami semua masih terbuka untuk bertemu dengannya. Saya tidak bisa menjanjikan apa yang akan atau tidak akan saya katakan, tapi yang jelas saya tidak akan agresif."

Keluarga itu berharap Sacoolas akan kembali ke Inggris.

Sebelumnya diberitakan, Harry Dunn (19) tewas setelah sepeda motornya bertabrakan dengan sebuah mobil di dekat RAF Croughton di Northamptonshire pada 27 Agustus.

Polisi Northamptonshire mengatakan, seorang perempuan AS berusia 42 tahun yang ditetapkan sebagai tersangka dalam penyelidikan mereka, dan sudah meninggalkan Inggris.

Kedutaan AS di London menyatakan simpati terdalam kepada keluarga Dunn setelah kecelakaan itu melibatkan kendaraan yang dikendarai oleh pasangan seorang diplomat AS yang ditugaskan di Inggris.

"Para pejabat Kedutaan Besar melakukan kontak dekat dengan pejabat Inggris yang tepat mengenai masalah ini," kata pihak Kedubes AS.

"Karena pertimbangan keamanan dan privasi, kami tidak dapat mengkonfirmasi identitas individu yang terlibat, tetapi kami dapat mengonfirmasi bahwa keluarga telah meninggalkan Inggris," demikian pernyataan pihak Kedubes AS.

Editor: Nathania Riris Michico