Pakar PBB Desak FIFA Coret Israel dari Piala Dunia

LONDON, iNews.id - Seorang pakar PBB merekomendasikan agar Israel diusir dari pertandingan sepak bola internasional, termasuk Piala Dunia 2026. Rekomendasi itu disampaikan terkait kesimpulan resmi Dewan HAM PBB bahwa negara Yahudi itu telah melakukan genosida di Gaza.

Pelapor Khusus PBB untuk Hak Budaya Alexandra Xanthaki mendesak badan sepak bola dunia FIFA maupun UEFA untuk mengusir Israel. Xanthaki menegaskan pengusiran Israel tidak bisa ditunda-tunda lagi.

Baca Juga

Venezuela Marah Didekati Kapal Perang AS, Menyebutnya Provokasi Perang

“Kita tidak bisa berpura-pura semuanya berjalan seperti biasa, dan asosiasi sepak bola juga tidak boleh berpura-pura semuanya biasa-biasa saja,” katanya, seperi dikutip dari Anadolu, Selasa (7/10/2025).

“Sayangnya, asosiasi olahraga pada umumnya enggan sepakat untuk bertindak atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM), meski sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa HAM adalah inti dari tugas mereka," ujarnya, lagi.

Baca Juga

Menlu AS Rubio: Citra Israel Semakin Buruk di Mata Global gegara Perang Gaza

Xanthaki menegaskan ini bukan soal pelanggaran HAM lagi, tetapi kejahatan yang jauh lebih besar lagi.

Xanthaki berpendapat banyak organisasi dan negara gagal bertindak jika harus mempertaruhkan kepentingan yang kuat.

Baca Juga

1.150 Tentara Israel Tewas dalam Perang Gaza, Hampir Setengah Berusia di Bawah 21 Tahun

"Namun, ini bukan seperti biasa. Ini sesuatu yang luar biasa. Sekarang kita punya bukti, bukan dari saya, melainkan dari para ahli independen dan ternama dunia, seperti Komisi Penyelidikan PBB, 41 pelapor khusus," tuturnya.

Asosiasi olahraga, lanjut dia, memiliki tanggung jawab untuk bertindak. Selain itu, pemerintah negara tempat asosiasi olahraga tersebut berada juga memiliki tanggung jawab hukum untuk memintaagar tidak melanggar HAM. Tindakan yang sama juga harus dilakukan pemerintah negara-negara tempat kompetisi sepak bola berlangsung.

Dia menegaskan Rusia dilarang dalam waktu 4 hari setelah dimulainya perang Ukraina, jadi dunia harus konsisten.

Editor: Anton Suhartono