Palau Desak AS Bangun Pangkalan Militer di Wilayahnya, Antisipasi Pengaruh China
KOROR, iNews.id - Palau, negara kecil di Samudera Pasifik, secara khusus meminta pada Amerika Serikat membangun pangkalan militer di wilayahnya. Permintaan tersebut untuk melawan pengaruh China yang dianggap membahayakan bagi kawasan Asia-Pasifik.
"Permintaan Palau kepada militer Amerika Serikat tetap sederhana, membangun fasilitas penggunaan bersama, kemudian datang dan menggunakannya secara teratur," kata Presiden Palau, Tommy Remengesau dalam surat resmi kepada Kepala Pertahanan AS dikutip dari AFP, Jumat (4/9/2020).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper, mengunjungi negara pulau itu pekan lalu. Dalam pidatonya, Esper menuduh China melakukan "aktivitas destabilisasi yang berlangsung di kawasan Pasifik."
Meskipun Palau merupakan negara merdeka, tetapi tidak memiliki militer. Amerika bertanggung jawab atas pertahanan negara seluas 459 km persegi itu di bawah perjanjian dengan Washington yang disebut Compact of Free Association.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, militer AS memiliki akses ke pulau-pulau negara itu meskipun tidak ada pasukan yang ditempatkan secara permanen di sana.
"Kita harus menggunakan mekanisme perjanjian untuk menetapkan kehadiran militer AS secara reguler di Palau."
"Hak militer AS untuk membangin fasilitas pertahanan di Republik Palau kurang dimanfaatkan selama perjanjian berlangsung," lanjutnya.
Palau merupakan negara pulau di Samudera Pasifik berjarak 1.500 km timur Filipina. Karakteristik Palau didominasi lautan serta pulau-pulau kecil yang tersebar. Populasi negara tersebut diperkirakan mencapai 22.000 jiwa.
Permintaan Palau menjadi angin segar bagi rencana AS meredam hegemoni China di kawasan Asia-Pasifik. Sejak Juni lalu, AS mengerahkan kekuatan militernya di kawasan Laut China Selatan (LCS) dengan dalih menjaga stabilitas jalur laut internasional yang menjadi rebutan China serta beberapa negara Asia Tenggara.
AS menuding China berusaha mengusai Laut China Selatan sebagai langkah awal menempatkan pangkalan militernya di Asia sekaligus memantau kawasan Pasifik.
Editor: Arif Budiwinarto