Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Disindir Trump soal Uji Coba Rudal Nuklir, Ini Respons Pedas Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Pangeran Saudi MBS Kunjungi Negara-Negara Teluk, Bahas Nuklir Iran?

Senin, 06 Desember 2021 - 13:25:00 WIB
Pangeran Saudi MBS Kunjungi Negara-Negara Teluk, Bahas Nuklir Iran?
Mohammed bin Salman (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

DUBAI, iNews.id - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memulai tur ke negara-negara Teluk, Senin (6/12/2021). Kunjungannya itu berlangsung menjelang KTT Arab bulan ini.

Stasiun televisi Saudi Al Arabiya melaporkan, MBS akan mengunjungi Oman, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Qatar, dan Kuwait. 

Hal yang menarik, ini akan menjadi kunjungan pertama MBS ke Qatar sejak Arab Saudi memulihkan hubungan dengan tetangganya tersebut pada pertengahan 2017. Saudi dan beberapa negara sekutunya, termasuk Mesir, memberlakukan embargo kepada Qatar sampai mereka memulihkan hubungan pada Januari lalu.

Pemicunya, Qatar dituduh mendukung organisasi Ikhwanul Muslimin yang masuk dalam daftar kelompok teroris.

Sementara itu KTT Arab akan digelar di Riyadh, pada pertengahan Desember. Diperkirakan ada beberapa agenda yang dibahas, salah satunya ancaman dari musuh lama Iran, terutama soal kemungkinan negara itu membuat senjata nuklir. Ini juga yang diperkirakan akan menjadi bahasan MBS saat kunjungan ke negara-negara Teluk, terutama UEA.

Pembicaraan kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara Barat jalan di tempat, jika tak bisa dibilang mengalami kemunduran. Dalam putaran terakhir pembicaraan di Wina, Austria, pekan lalu, negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, mempertanyakan tekad Iran untuk menyelamatkan perjanjian JCPOA yang diteken pada 2015 itu. AS sebagai sabagai salah satu negara yang ikut meneken JCPOA mundur pada 2018 atau di masa pemerintahan Donald Trump disertai dengan memberlakukan sanksi baru yang memukul telak perekonomian Iran.

Di sisil lain, Iran tak mau kalah, melanggar kesepakatan JCPOA dengan terus meningkatkan pengayaan uranium sejak 2019 meski belum sampai pada tingkatan untuk menghasilkan senjata nuklir. Langkah Iran ini dianggap sebagai ancaman di kawasan Teluk. Namum Iran membantah akan membuat senjata dengan alasan nuklirnya digunakan untuk kepentingan damai, seperti memenuhi kebutuhan energi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut