Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Para Pembantunya Keras soal LCS, Presiden Duterte Malah Melunak ke China

Selasa, 06 April 2021 - 17:11:00 WIB
Para Pembantunya Keras soal LCS, Presiden Duterte Malah Melunak ke China
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MANILA, iNews.id – Para pembantu Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, sebelumnya menyampaikan kritik keras terhadap China terkait konflik di Laut China Selatan (LCS). Akan tetapi, sang presiden hari ini justru menunjukkan sikap lunak kepada Beijing soal isu tersebut.

Duterte menyatakan, dia berkomitmen untuk menyelesaikan secara damai perselisihan dengan China atas perairan LCS yang disengketakan. 

“Kami akan terus menyelesaikan masalah di Julian Felipe melalui saluran diplomatik dan melalui cara-cara damai,” kata Duterte dalam pernyataan yang dibacakan juru bicaranya, Harry Roque, Selasa (6/4/2021), dikutip Reuters.

Nama Julian Felipe Reef merujuk pada perairan Filipina yang beberapa waktu terakhir didatangi banyak kapal China. Oleh Beijing, perairan tersebut diklaim sebagai milik Tiongkok dengan nama Niu e Jiao. Sementara, di kalangan komunitas internasional kawasan itu dikenal dengan sebutan Whitsun Reef.

Kehadiran ratusan kapal China yang diyakini diawaki para milisi di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina, telah membuat Manila frustrasi. Konflik tersebut juga menarik perhatian sekutu-sekutu Filipina, antara lain Amerika Serikat.

China mengklaim Whitsun Reef sebagai area penangkapan ikan tradisional Tiongkok. Kawasan tersebut, menurut Beijing, menjadi tempat kapal-kapal China berlindung di kala cuaca buruk.

Kedutaan Besar China di Manila belum menanggapi permintaan komentar dari wartawan terkait pernyataan Duterte hari ini.

Respons Duterte melunak hanya berselang sehari setelah Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan bakal melakukan protes setiap hari jika China menolak untuk menarik ratusan kapalnya dari Julian Felipe Reef. Kemlu Filipina menilai, kapal-kapal China itu secara terang-terangan melanggar hak-hak kedaulatan negara anggota ASEAN tersebut. 

Sementara penasihat hukum Duterte, Salvador Panelo mengatakan, perilaku China itu dapat dapat merusak hubungan kedua negara dan menyebabkan “permusuhan yang tidak diinginkan”.

Reuters melansir, Duterte tampaknya berusaha membangun aliansi dengan China dan enggan bersikap konfrontatif terhadap kepemimpinan negeri tirai bambu. Apalagi, Beijing telah menjanjikan pinjaman dan investasi bernilai miliaran dolar AS—meski sebagian besar di antaranya belum terwujud.

Duterte telah berulang kali mengatakan, Filipina tidak berdaya untuk menghentikan China menduduki komponen-komponen di LCS. Menurut dia, menantang aktivitas Beijing di kawasan perairan itu sama saja dengan menimbulkan risiko perang—dan Filipina akan kalah.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut