Para Siswi di Sekolah Favorit Makan Brownies Mengandung Ganja, Polisi Turun Tangan
LONDON, iNews.id – Seorang siswi di sekolah perempuan bergengsi dan paling populer dilaporkan mengonsumsi kue brownies yang dicurigai dicampur dengan ganja. Tak menyadari hal berbahaya itu, siswi itu juga membagikan brownies tersebut kepada teman-temannya di Sekolah Perempuan Alderley Edge, di Cheshire, Inggris.
Otoritas setempat pun langsung memulai penyelidikan narkoba di sekolah tersebut, Rabu (24/2/2021) lalu.
Sekolah Perempuan Alderley Edge adalah sekolah yang diperuntukkan bagi anak perempuan berusia 2-18 tahun. Sekolah itu menjadi favorit para pesepakbola, konglomerat, dan pejabat yang menyekolahkan putri mereka dengan biaya 13.000 pounds atau setara Rp256 juta per tahun.
Tiga anak gadis dilaporkan jatuh sakit, dan satu di antaranya terpaksa dibawa pulang oleh orang tua setelah mengalami gangguan akibat efek kandungan obat terlarang dalam brownies tersebut. Sejumlah kalangan mengaku kecewa dengan temuan itu.
“Sekolah ini sama sekali tidak menoleransi penggunaan narkoba dan alkohol, dan kami telah menghubungi polisi mengenai dugaan insiden terkait narkoba di sekolah,” ujar kepala sekolah, Nicola Smillie, dikutip The Sun, Jumat (26/2/2021).
Sekolah akan bekerja sama dengan polisi maupun orang tua siswi dalam kasus tersebut. Salah satu sumber mempertanyaan bagaimana barang terlarang bisa masuk ke sekolah yang penjagaannya ketat itu, apalagi ada aturan pembatasan Covid-19 yang masih berjalan.
“Sungguh luar biasa hal ini bisa terjadi di sekolah yang membanggakan, yang dikenal dengan perilaku teladan siswinya. Ini harus diusut, apakah ada yang tidak beres? atau tidak disengaja dilakukan siswi? Atau orang tuanya yang salah?” ujar sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
“Kami bekerja sama dengan sekolah untuk menyelidiki kasus ini,” ujar seorang juru bicara Kepolisian Cheshire.
Belum diketahui pasti siapa yang menjadi pelaku penggunaan ganja. Penyelidikan terus berlanjut, dan para siswi yang memakan brownies itu tidak diungkapkan identitasnya ke publik.
Editor: Ahmad Islamy Jamil