Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dubes Palestina: Israel Jatuhkan Bom di Gaza Setara 5 Kali Bom Atom Hiroshima
Advertisement . Scroll to see content

Parah, Lembaga Kemanusiaan Bentukan AS GHF Ternyata Ingin Usir 500.000 Warga Gaza

Senin, 07 Juli 2025 - 08:28:00 WIB
Parah, Lembaga Kemanusiaan Bentukan AS GHF Ternyata Ingin Usir 500.000 Warga Gaza
Pemerintahan di Gaza mengungkap misi terselubung Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) bentukan AS, yakni mengusir 500.000 lebih warga (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

GAZA, iNews.id - Pemerintahan yang berkuasa di Jalur Gaza mengungkap misi terselubung dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), lambaga bantuan kontroversial bentukan Amerika Serikat (AS) serta Israel. Mereka ingin merelokasi paksa lebih dari 500.000 penduduk Gaza keluar dari wilayah tersebut.

Otoritas Gaza mengecam sebuah perusahaan konsultan AS atas dugaan keterlibatan mereka dengan GHF untuk merelokasi paksa warga Palestina dari Gaza dengan kedok bantuan kemanusiaan. 

"Kami mengutuk sekeras-kerasnya rencana berbahaya ini untuk melikuidasi perjuangan Palestina," bunyi pernyataan kantor media pemerintah Gaza, seperti dikutip dari Anadolu, Senin (7/7/2025).

"Terlepas dari semua kejahatan perang, kelaparan, genosida, dan pengungsian, orang-orang hebat kami tetap berakar di tanah mereka dan tidak akan melepaskan hak-hak mereka, yang tidak bisa dicabut sampai pendudukan Israel atas semua tanah Palestina berakhir."

Ini bermula dari laporan surat kabar Inggris Financial Times (FT) mengenai sepak terjang mencurigakan perusahaan konsultam Boston Consulting Group (BCG). Mereka mengembangkan proyek rahasia bernama Aurora bertujuan untuk merelokasi 500.000 lebih penduduk Gaza. Caranya, warga diiming-imingi paket relokasi yang didanai entitas asing.

Menurut laporan FT, GHF menjadi garda terdepan untuk proyek tersebut. Pendanaan dan dukungan rahasia berasal dari perusahaan keamanan swasta AS, Orbis, kepada BCG.

Disebutkan, BCG awalnya direkrut oleh Orbis, perusahaan kontraktor keamanan yang berbasis di Washington DC, untuk membantu studi kelayakan operasi bantuan baru.

Orbis tengah mempersiapkan studi tersebut atas nama Tachlith Institute, sebuah think tank Israel.

GHF sejak awal beroperasi pada 27 Mei sudah dicurigai membawa misi yang jelek di Gaza, sehingga PBB beserta 130 lembaga kemanusiaan internasional menolak untuk bekerja sama dengan mereka. Atas peran Israel, GHF seolah memonopoli bantuan yang masuk Gaza.

Meskipun mengklaim sebagai lembaga kemanusiaan, aktivitas GHF sejak 27 Mei telah menewaskan 751 warga sipil Gaza, terutama selama proses penyaluran bantuan. Selain itu 4.931 lainnya luka dan 39 hilang.

Belum lama ini, otoritas Gaza juga menemukan narkoba dalam tepung bantuan kemanusiaan, memperparah peran dan kesan buruk lembaga ini.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut