Pasien Meninggal, Dokter Bedah Plastik Selebriti di Brasil Jadi Buron
RIO DE JANEIRO, iNews.id - Seorang ahli bedah bokong langganan selebriti Brasil yang dikenal sebagai Dr Bumbum menjadi buron, menyusul kematian seorang pasien. Pasien itu meninggal setelah menjalani operasi kosmetik di apartemen Dr Bumbum di Rio de Janeiro, Brasil.
Pria bernama asli Denis Furtado itu dianggap mampu melakukan 'sihir' pada tubuh perempuan, khususnya bagian bokong. Dia menjadi terkenal di seluruh negeri karena keahliannya itu.
Akun Instagram pria berusia 45 tahun itu membuktikan popularitasnya dengan 650.000 pengikut.
Namun saat ini Furtado sedang dicari oleh polisi setelah Lilian Quezia Calixto meninggal hanya beberapa jam setelah menjalani prosedur pembesaran bokong di rumahnya di lingkungan elite, Barra de Tijuca.
Calixto melakukan perjalanan sejauh 2.000 kilometer dari rumahnya di Cuiaba untuk menemui ahli bedah para selebiriti. Namun setelah diinjeksi, Calix mulai merasa sakit.
Setelah tiba di rumah sakit pada Minggu (15/7), dia menderita detak jantung dan hipertensi, dan setelah mengalami empat serangan jantung, Calixto meninggal.
Tak lama setelah itu, Furtado menghilang dan menjadi buron atas kasus pembunuhan dan asosiasi kriminal. Sementara pacarnya, diduga menjadi asistennya, lebih dulu ditahan.
Kabar itu menimbulkan kegemparan di seluruh industri di Brasil. Masyarakat dari komunitas Bedah Plastik Brasil (SBPC) mengecam Furtado.
"Meningkatnya serbuan non-spesialis dalam keahlian khusus ini memprovokasi semakin banyak korban jiwa seperti ini. Anda tidak dapat melakukan operasi plastik di dalam apartemen. Banyak orang menjual mimpi, fantasi kepada pasien dengan cara yang tidak etis dan orang-orang yang lemah sering tertarik pada harga rendah, tanpa mempertimbangkan apakah kondisi tersebut memadai atau tidak," kata Presiden SBPC Niveo Steffen, kepada AFP.
Steffen mengatakan, injeksi biopolimer atau polimer sintetis, seperti kaca akrilik, sangat berbahaya dan menyebabkan puluhan kematian di kalangan perempuan di Amerika Latin, khususnya di Venezuela.
"Kasus Furtado menunjukkan prosedur kosmetik yang sepele oleh para profesional yang tidak ahli, yang seringnya bukan dokter, dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa seperti ini," ujar Steffen.
Menurut situs internet G1, Furtado dituntut oleh polisi sebanyak empat kali karena praktik kedokteran dan kejahatan terhadap konsumen secara ilegal.
Editor: Nathania Riris Michico