Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Ungkap Hasil KTT Perdamaian Gaza: Sandera Dibebaskan, Pasukan Israel Ditarik
Advertisement . Scroll to see content

Pasukan Keamanan Serbu Kantor Al-Jazeera di Tunisia, Karyawan Diminta Keluar

Selasa, 27 Juli 2021 - 12:45:00 WIB
Pasukan Keamanan Serbu Kantor Al-Jazeera di Tunisia, Karyawan Diminta Keluar
Petugas polisi berlari ke arah demonstran selama protes anti-pemerintah di Tunis, Tunisia, 25 Juli 2021. (Foto: REUTERS)
Advertisement . Scroll to see content

TUNIS, iNews.id - Pasukan keamanan Tunisia menyerbu kantor saluran berita Qatar, Al-Jazeera Senin (26/7/2021) pagi. Pasukan meminta koresponden dan karyawan yang ada di dalam untuk keluar. 

"Sejumlah personel keamanan menyerbu kantor saluran tersebut dan meminta kru kami untuk meninggalkan tempat itu," kata Koresponden Al-Jazeera di Tunisia, Reda Tammam. 

Dilansir dari Anadolu, karyawan diminta keluar gedung sementara pasukan keaman tak memberikan alasan atas tindakan tersebut atau informasi lain. 

Sementara itu, pihak berwenang Tunisia belum memberikan komentar atau keterangan atas peristiwa tersebut. 

Sebelumnya, pada hari Minggu (25/7/2021), Presiden Tunisia, Kais Saied menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Hichem Mechichi, membekukan parlemen, dan mengambil alih otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.

Anadolu melaporkan, tentara Tunisia dan pasukan keamanan mendirikan penghalang di jalan-jalan menuju markas parlemen di ibukota Tunis. Tujuannya untuk memisahkan pendukung dan penentang presiden Tunisia.

Bentrokan pun meletus antara lawan dan pendukung di tengah keadaan tabrak lari dan lempar batu di sekitar markas parlemen. Pasukan Angkatan Darat menghalau upaya puluhan lawan untuk memanjat gerbang markas parlemen dan memasuki gedung.

Pendukung gerakan Ennahda - yang memegang 53 kursi di parlemen yang beranggotakan 217 orang - mengecam keputusan Saied sebagai kudeta terhadap legitimasi dan revolusi.

Di sisi lain, para pendukung menggambarkan keputusan Saied sebagai perbaikan, terutama setelah politisi gagal mengatasi krisis berturut-turut di negara itu.

Dalam pidatonya hari Minggu, Saied mengatakan akan menangguhkan imunitas semua anggota parlemen dan mengambil alih kantor kejaksaan. Dia mengklaim telah mengambil keputusan setelah berkonsultasi dengan Mechichi dan Ketua Parlemen, Rached Ghannouchi.

Tunisia telah dicengkeram oleh krisis sejak 16 Januari, ketika Mechichi mengumumkan perombakan kabinet tetapi Saied menolak untuk mengadakan upacara pelantikan menteri baru. Tunisia juga menghadapi penyebaran virus Covid-19.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut