Paus Fransiskus Minta Maaf karena Tampar Tangan Perempuan saat Malam Tahun Baru
VATIKAN, iNews.id - Paus Fransiskus merayakan Tahun Baru di Lapangan Santo Petrus pada Rabu (1/1/2020) di hadapan ribuan umat yang telah berkumpul untuk mendengarkan pesannya pada Hari Perdamaian Dunia.
Sebelum menyampaikan pesannya, Paus Fransiskus meminta maaf karena sudah memukul tangan perempuan yang mencoba meraih dan menariknya pada Malam Tahun Baru.
Foto Paus yang melepaskan cengkeraman seorang perempuan viral di media sosial.
"Kami kehilangan kesabaran berkali-kali," aku Paus, seperti dilaporkan AFP, Kamis (2/1/2020).
"Itu juga terjadi pada saya. Saya minta maaf atas contoh buruk yang diberikan kemarin," kata kepala gereja Katolik itu, sebelum merayakan Misa di Vatikan.
Para warganet pun ramai berkomentar dengan mengabaikan tanggapan cepat atas foto yang viral tersebut.
Paus tampak menyapa anak-anak di lapangan Santo Petrus dan berbalik ketika seorang perempuan tiba-tiba menghadangnya lalu meneriakkan sesuatu. Perempuan itu lalu menarik tangan Paus dan hampir menyebabkannya jatuh.
Paus berusia 83 tahun itu meringis sebelum berhasil membebaskan diri dengan menampar tangan perempuan itu dua kali.
Dia melanjutkan menyapa warga, berjalan dengan susah payah sambil menjaga jarak dengan pengunjung yang sangat banyak, dan kembali rileks ketika bertemu dengan anak-anak lain.
Kebanyakan warganet sebagian besar mendukung reaksi naluriah Paus.
"Dia manusia. Menjadi paus tidak membuatmu kebal terhadap rasa sakit atau menghindari reaksi terhadap rasa sakit," demikian bunyi satu komentar.
Dalam Misa Tahun Baru pertamanya, Paus mencela kekerasan terhadap perempuan sebagai tindakan yang mencemarkan nama Tuhan, yang juga lahir dari seorang perempuan.
Paus juga mengatakan bahwa perempuan adalah "sumber kehidupan" tetapi menyesalkan bahwa kaum mereka juga terus-menerus tersinggung, dipukuli, dilecehkan dan dipaksa menjadi pelacur.
Dia menekankan, "Kelahiran kembali manusia dimulai dengan seorang perempuan."
Dia juga menyebut," Perempuan dikorbankan dari iklan, keuntungan, pornografi."
Editor: Nathania Riris Michico