Paus Leo XIV Dilantik di Vatikan, Ini Makna Cincin Nelayan dan Pallium sebagai Simbol Suci Kepausan
 
                 
                VATIKAN, iNews.id - Paus Leo XIV secara resmi memulai masa kepausannya dalam misa pelantikan yang berlangsung khidmat di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Minggu (18/5/2025). Misa inaugurasi ini menegaskan peran Paus sebagai penerus Rasul Petrus dan pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Misa inagurasi dimulai pada pukul 10.00 waktu Vatikan di hadapan ratusan ribu umat Katolik dan pemimpin gereja dari seluruh dunia. Dalam momen bersejarah ini, dua simbol utama, yakni Pallium dan Cincin Nelayan, dianugerahkan kepada Paus sebagai Gembala Gereja universal. Apa maknanya?
 
                                Dilansir dari Vatican News, Pallium adalah pakaian liturgis yang terbuat dari wol domba. Ini melambangkan Yesus sebagai Gembala yang Baik, yang meletakkan domba yang hilang di pundaknya. Palliun juga mengingatkan pada tiga kali jawaban Petrus terhadap panggilan Yesus yang bangkit kepadanya, untuk menggembalakan kawanan-Nya, sebagaiman tertulis dalam Injil Yohanes 21:15-17.
Pallium dikenakan di atas kasula dan digantung atau dililitkan di bahu. Pallium memiliki dua jumbai hitam, di depan dan belakang, enam salib sutra hitam, satu di setiap jumbai dan empat di pita melingkar di bahu, dan dihiasi di bagian depan dan belakang, dengan tiga pin. Ini melambangkan tiga paku penyaliban Kristus.
 
                                        Sementara Cincin Nelayan memiliki makna khusus sebagai cincin meterai, yang melambangkan meterai iman yang dipercayakan kepada Petrus untuk menguatkan saudara-saudaranya. Disebut Cincin Nelayan karena Petrus, setelah percaya kepada sabda Yesus, menarik jala ke darat dari perahu dalam peristiwa mukjizat penangkapan ikan.
 
                                        Sebelum Misa dimulai, Paus Leo XIV mengunjungi makam Rasul Petrus di bawah altar utama Basilika. Di sana, Paus memanjatkan doa dan memberi penghormatan dengan dupa. Tindakan ini menjadi simbol kuat akan keterhubungan spiritual antara Paus dan pendiri Gereja Katolik.
Dua diakon membawa Pallium, Cincin Nelayan, serta Kitab Injil, dan memimpin prosesi menuju altar utama yang berada di Lapangan Santo Petrus.
 
                                        Dalam prosesi menuju altar, dinyanyikan Laudes Regiae, sebuah litani kuno yang memohon perantaraan para santo, martir, dan Paus kudus Gereja. Sementara itu, permadani besar bergambar mukjizat penangkapan ikan menghiasi pintu utama Basilika, menggambarkan percakapan Yesus dan Petrus, sebagai tema sentral dalam Liturgi Sabda.
 
                                        Di dekat altar, hadir pula lukisan Bunda Maria Penasehat Baik dari tempat ziarah Genazzano, menambah suasana devosi dalam perayaan.
Setelah pemberkatan air suci, perayaan dilanjutkan dengan nyanyian Gloria dan doa pembukaan (Kolekta), yang menegaskan rencana Allah membangun Gereja-Nya di atas batu karang Petrus.
Liturgi Sabda menampilkan bacaan dari Kisah Para Rasul 4:8–12 dalam bahasa Spanyol, yang mengisahkan Petrus menyatakan Kristus sebagai batu penjuru. Kemudian, bacaan dari Mazmur 118 dalam bahasa Italia, yang menggambarkan batu yang ditolak menjadi batu utama.
Selanjutnya bacaan kedua dari 1 Petrus 5:1–5, 10–11 dalam bahasa Spanyol, yang menghubungkan peran Petrus dan Gereja Roma. Bacaan Injil dari Yohanes 21:15–19 dalam bahasa Latin dan Yunani yang mengisahkan Yesus tiga kali meminta Petrus menggembalakan domba-Nya.
Usai pembacaan Injil, tiga Kardinal dari tiga jenjang (diakon, imam, uskup) dan tiga benua maju ke hadapan Paus. Kardinal pertama mengenakan Pallium sementara Kardinal kedua memanjatkan doa mohon penyertaan Tuhan. Kardinal ketiga menyerahkan Cincin Nelayan sambil memohon kepada Kristus, Sang Gembala dan Uskup jiwa, agar menyertai Paus dalam pelayanannya.
Ritus ini diakhiri dengan doa kepada Roh Kudus, memohon agar Paus diberi kekuatan dan kelembutan dalam memimpin umat Kristiani dalam kesatuan. Paus kemudian memberkati umat dengan Kitab Injil, disambut dengan seruan Ad multos annos! (Semoga panjang umur!) dalam bahasa Yunani.
Sebanyak 12 perwakilan umat dari berbagai kategori dan wilayah dunia tampil untuk menyatakan ketaatan kepada Paus secara simbolik.
Setelah homili dari Paus Leo XIV, perayaan dilanjutkan dengan Pengakuan Iman atau Syahadat dan Doa Umat dalam lima bahasa, yakni Portugis, Prancis, Arab, Polandia, dan Mandarin.
Doa-doa ditujukan bagi Gereja Katolik di seluruh dunia, Paus Leo XIV dalam pelayanannya, pemimpin sipil dan masyarakat, mereka yang menderita atau dalam kesulitan, dan umat yang berkumpul dalam perayaan misa inagurasi Paus Leo XIV.
Selama persembahan, dinyanyikan lagu Tu es pastor ovium (Engkau adalah Gembala domba-domba). Doa persembahan memohon agar buah penebusan dapat menjangkau seluruh dunia melalui misi Gereja.
Paus selanjutnya memimpin Doa Syukur Agung Pertama (Kanon Roma) dan Komuni Kudus. Ia memohon agar Tuhan meneguhkan Gereja dalam kesatuan dan cinta kasih, serta melindungi dirinya dan seluruh umat.
Sebelum misa berakhir, Paus menyampaikan pesan singkat dan menutup dengan berkat meriah, setelah nyanyian Regina Caeli. Dalam doanya, Paus akan memohon agar Tuhan melindungi Gereja, pokok anggur yang telah ditanam-Nya, dan agar wajah keselamatan-Nya bersinar atas seluruh umat manusia.
Editor: Maria Christina