PBB: Kapal Pengangkut Biji-bijian dari Ukraina Diharapkan Bisa Berlayar Segera
KIEV, iNews.id - PBB menyebut kapal pengangkut biji-bijian pertama diharapkan dapat berlayar meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Semua pihak telah menyatakan komitmennya di bawah kesepakatan yang dimediasi oleh PBB.
"Semua pihak telah menegaskan kembali komitmen mereka," kata Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq, Senin (25/7/2022).
Kesepakatan yang terjalin antara Ukraina, Rusia, Turki dan PBB tersebut diharapkan dapat mengatasi krisis pangan global yang memburuk sejak Rusia menginvasi tetangga.
Sebelumnya, kesepakatan itu diragukan oleh banyak pihak setelah Rusia melancarkan serangan ke pelabuhan Odesa pada Sabtu (23/7/2022). Namun Rusia mengklaim serangannya tak akan mempengaruhi kesepakatan tersebut.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk memungkinkan perjalanan yang aman untuk pengiriman biji-bijian masuk dan keluar dari pelabuhan Ukraina yang diblokade oleh Rusia sejak invasi 24 Februari. Rusia menyalahkan Ukraina karena menunda pengiriman dengan menambang perairan pelabuhan.
"Kami berharap kapal pertama dapat bergerak dalam beberapa hari. Pusat Koordinasi Gabungan akan bekerja sama dengan industri perkapalan dan menerbitkan prosedur rinci untuk kapal dalam waktu dekat," kata Haq kepada wartawan di New York.
Dia mengatakan keempat pihak dalam kesepakatan itu akan hadir di Pusat Koordinasi Gabungan di Universitas Pertahanan Nasional Turki di Istanbul pada Selasa (26/7/2022). Pusat koordinasi gabungan itu akan memantau semua pergerakan kapal dan inspeksi.
Rusia dan Ukraina merupakan pemasok gandum utama dunia. Invasi Moskow membuat harga pangan melonjak, memicu krisis pangan global yang menurut Program Pangan Dunia telah mendorong sekitar 47 juta orang ke dalam kelaparan akut.
Pejabat senior pemerintah Ukraina mengatakan pada konferensi pers di Kiev, mereka berharap pengiriman biji-bijian pertama akan dilakukan dari Pelabuhan Chornomorsk minggu ini. Pengiriman dapat dilakukan dari semua pelabuhan yang termasuk dalam kesepakatan dalam waktu dua minggu.
Editor: Umaya Khusniah