Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

PBB Sebut Tak Ada Perang Paling Mematikan bagi Jurnalis kecuali di Gaza

Senin, 03 November 2025 - 09:35:00 WIB
PBB Sebut Tak Ada Perang Paling Mematikan bagi Jurnalis kecuali di Gaza
Perang di Jalur Gaza yang pecah sejak 7 Oktober 2023 menjadi konflik paling mematikan bagi jurnalis (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Perang di Jalur Gaza yang pecah sejak 7 Oktober 2023 menjadi konflik paling mematikan bagi jurnalis.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengingatkan bahaya yang dihadapi jurnalis seluruh dunia, khususnya di Gaza.

"Hampir sembilan dari 10 pembunuhan jurnalis masih belum terselesaikan. Gaza telah menjadi tempat paling mematikan bagi jurnalis dalam konflik apa pun," ujar Dujarric, membacakan pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres, memperingati Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan terhadap Jurnalis, seperti dikutip dari Anadolu, Senin (3/11/2025).

Guterres menyerukan penyelidikan independen dan imparsial atas pembunuhan jurnalis seraya menekankan impunitas merupakan serangan terhadap kebebasan pers dan ancaman bagi demokrasi.

"Ketika jurnalis dibungkam, kita semua kehilangan suara," ujarnya.

Kantor HAM PBB mengungkap setidaknya 248 jurnalis terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023, lebih banyak daripada konflik mana pun di zaman modern.

Situasi Gaza

Dujarric melanjutkan, operasi kemanusiaan terus berlanjut meski Israel masih melancarkan serangan udara ke wilayah kantong yang terkepung tersebut di masa gencatan senjata.

"Menurut sumber-sumber lokal, serangan-serangan ini mengakibatkan korban jiwa. Kami tegaskan kembali bahwa semua pihak harus menahan diri dari segala aktivitas yang membahayakan warga sipil, termasuk petugas bantuan," katanya.

Dia juga mengingatkan militer Israel akan kewajibannya untuk menjaga keselamatan warga sipil dan petugas bantuan. 

Dujarric menggambarkan semakin memburuknya keruntuhan sistem layanan kesehatan Gaza yang terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sangat besar.

"Sistem kesehatan Gaza terus menghadapi tantangan yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan yang dihadapi oleh warganya," ujarnya.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkap, lebih dari 1.700 tenaga kesehatan tewas sejak dimulainya perang pada 2023.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut