Pegawai yang Pencet Tombol Ancaman Serangan Rudal di Hawaii Dipecat
WASHINGTON, iNews.id - Kasus kesalahan pemberian peringatan ancaman serangan rudal di Hawaii, Amerika Serikat AS), pada 13 Januari 2018 ternyata belum usai. Kepala badan manajemen kedaruratan Hawaii (HEMA), lembaga yang mengeluarkan peringatan palsu itu, mengundurkan diri. Pegawai yang melakukan kesalahan memencet tombol peringatan juga dipecat.
Peringatan serangan rudal itu menyebabkan kepanikan warga selama 38 menit, sampai peringatan itu dicabut kembali. Apalagi saat itu hubungan Amerika Serikat dengan Korea Utara sedang memanas. Warga mengaitkannya dengan ancaman rudal balistik Korut yang diklaim bisa menjangkau seluruh daratan AS.
Pejabat keamanan AS Joe Logan, seperti dikutip dari AFP, Rabu (31/1/2018), mengatakan, tak hanya kepala dan pegawai yang memencet tombol, beberapa pegawai lain yang terkait dengan kasus ini dinonaktifkan.
Menurut Logan, Kepala HEMA Vern Miyagi mengundurkan diri pada Selasa 30 Januari sebagai bentuk pertanggungjawaban. Sedangkan pegawai yang mengeksekusi tombol peringatan serangan rudal dipecat pada Jumat pekan lalu.
Hasil penyelidikan yang dirilis kemarin menyatakan, pegawai itu telah menjadi perhatian karena performanya yang buruk sejak 10 tahun terakhir.
“Dia tidak dapat memahami situasi yang sedang dihadapi dan membuat bingung antara kejadian nyata dan latihan dalam dua kesempatan terpisah,” demikian bunyi hasil laporan penyelidikan itu.
Diketahui, peristiwa ini terjadi saat sedang latihan antisipasi gangguan bahaya. Selain itu dia juga baru berganti shift jaga.
Namun hasil penyelidikan lain yang dikeluarkan Komisi Komunikasi Federal (FCC) menyebut, pegawai itu mengaggap ancaman serangan itu nyata. Dia tidak mendengar adanya pernyataan dari atasan bahwa saat itu sedang latihan.
Hal ini diperjelas dengan isi pesan peringatan yang disebar melalui telepon seluler warga Hawaii bahwa ‘ini bukan latihan’.
Editor: Anton Suhartono