Pejabat Iran yang Rencanakan Serangan Bom Paris Diekstradisi ke Belgia
BRUSSELS, iNews.id - Mantan diplomat Iran yang diduga terlibat rencana pengeboman terhadap demonstrasi oposisi Iran di Prancis diekstradisi dari Jerman ke Belgia.
Warga Iran yang tinggal di Wina itu sebelumnya diidentifikasi sebagai Assadollah Assadi. Dia diserahkan ke pihak berwenang dan akan hadir di pengadilan Belgia pada Rabu (10/10/2018).
Iran pekan lalu bersikeras membantah tuduhan Prancis yang menyebut salah satu diplomatnya terlibat dalam dugaan plot serangan yang terjadi tepat sebelum kunjungan Presiden Hassan Rouhani ke Eropa.
Rencana pengeboman itu bertujuan menggagalkan acara pertemuan 30 Juni di Villepinte yang digelar Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), sebuah kelompok oposisi yang berbasis di Paris, yang didominasi oleh Mujahidin el Khalq atau MEK.
Enam orang ditangkap dalam rencana serangan terkoordinasi oleh pasukan polisi Eropa, termasuk Assadi.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka AS, termasuk sekutu dekat Presiden AS Donald Trump.
Iran menuduh kelompok oposisi, Mujahidin Rakyat Iran (MEK), mengatur rencana untuk mendiskreditkan Rouhani.
Pada Juli, pihak berwenang Belgia meminta ekstradisi kedua untuk Assadi dan seorang pria yang diidentifikasi sebagai Merhad A, yang ditahan di Paris.
Polisi Belgia yakin Merhad A. adalah kaki tangan dari tim suami-istri yang tertangkap di Brussels. Ketiganya adalah warga negara Belgia yang berasal dari Iran.
"Kami menyangkal tuduhan itu dan dengan keras mengutuk penangkapan diplomat Iran dan menyerukan pembebasannya segera," demikian pernyataan kementerian urusan luar negeri Iran pada 2 Oktober.
Namun, dinas keamanan Prancis yakin kementerian intelijen Iran berada di belakang plot yang digagalkan itu.
Sebagai pembalasan, pekan lalu Prancis mengumumkan membekukan aset Assadi selama enam bulan.
Editor: Nathania Riris Michico