Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dari Sekutu Jadi Ancaman, Kisah Pahit Imigran Afghanistan yang Berbalik Menyerang AS
Advertisement . Scroll to see content

Pejuang Taliban Pukuli Pengunjuk Rasa Hak-Hak Perempuan di Kabul

Minggu, 05 September 2021 - 07:51:00 WIB
Pejuang Taliban Pukuli Pengunjuk Rasa Hak-Hak Perempuan di Kabul
Pejuang Taliban bersenjata berupaya membubarkan aksi unjuk rasa perempuan di Kabul. (Foto: Getty)
Advertisement . Scroll to see content

KABUL, iNews.id - Pasukan Taliban menembakkan gas air mata dan memukuli sekelompok pengunjuk rasa hak-hak perempuan di Kabul, Afghanistan, Sabtu (4/9/2021). Pasukan ingin membubarkan aksi demonstrasi tersebut. 

Dari rekaman-rekaman yang beredar, aksi protes yang digelar sekelompok perempuan itu kacau setelah pasukan Taliban bersenjata muncul. Pasukan berupaya membubarkan aksi protes yang berupaya menuju istana negara tersebut. 

Gas air mata ditembakkan ke udara dan sebagian pejuang Taliban menyerang peserta aksi untuk membubarkan mereka. 

Di video lain terlihat wajah seorang demonstran perempuan berdarah. Diduga dia dipukul di bagian kepala oleh pejuang Taliban. Rekaman yang berbeda menunjukkan seorang wanita merebut megafon dari seorang pejuang Taliban yang tengah meminta peserta aksi mundur. 

Mahasiswi Sudaba Kabiri (24) mengatakan, sekitar belasan pejuang Talinan dikerahkan untuk membubarkan aksi. Selain menggunakan gas air mata dan kekerasan, pejuang Taliban juga menahan beberapa peserta aksi. 

Farhat Popalzai, mahasiswi lain mengatakan, dia ingin menjadi suara para perempuan Afghanistan yang tidak mampu bersuara. Mereka terlalu takut untuk meninggalkan rumah.

"Saya adalah suara para wanita yang tidak dapat berbicara. Mereka pikir ini adalah negara laki-laki tetapi tidak, ini adalah negara perempuan juga," katanya.

Beberapa pengunjuk rasa dikatakan telah menentang keluarga mereka. Mereka menyelinap keluar dari rumah untuk menuntut persamaan hak.

"Kami di sini untuk mendapatkan hak asasi manusia di Afghanistan. Saya mencintai negara saya. Saya akan selalu berada di sini," seru yang lain. 

Sementara itu, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengklaim penyelenggara tidak mengoordinasikan aksi protes dengan mereka. Sayang, dia tidak mengomentari laporan kekerasan yang dilakukan pejuang Taliban.

Dilansir dari The Sun, banyak wanita di Afghanistan takut masa depan mereka di bawah pemerintahan baru Taliban. Dulu, pada tahun 1990-an, Taliban sering menindas kaum perempuan dan memberlakukan undang-undang seksis. 

Pasca-keberhasilan Taliban merebut pemerintahan, gambar-gambar para wanita sudah dibersihkan dari publik. Misalnya, bagian depan toko yang menampilkan wajah wanita dicat dan penyiar wanita di TV sudah diganti.

Bahkan ratusan hakim perempuan di negara tersebut saat ini hidup dalam ketakutan dan teror. Mereka khawatir pejuang Taliban yang pernah mereka penjarakan akan menuntut balas dan memburu mereka. 

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut