PARIS, iNews.id - Penusukan terjadi di markas besar polisi Kota Paris, Prancis, Kamis (3/102/2019). Pelaku, yang merupakan petugas administrasi, menikam empat orang hingga tewas, termasuk tiga polisi.
Pelaku disebut merupakan seorang mualaf. Menurut sebuah laporan, dia baru masuk Islam 18 bulan lalu.
Trump Minta CIA Siapkan Operasi di Venezuela
Laporan media mengidentifikasi pelaku sebagai Michael Harpon, seorang pekerja IT penyandang tunarungu berusia 45 tahun. Dia menyerang tiga anggota divisi intelijen kepolisian Paris di dalam dua kantor di lantai dasar.
Dia lalu naik ke tangga dan menyerang dua perempuan, seperti dilaporkan surat kabar Prancis, Le Parisien, Jumat (4/10/2019).
Salah satu perempuan selamat dan menjalani operasi darurat setelah serangan itu. Dia diketahui berada dalam kondisi kritis.
Pelaku kemudian ditembak mati di halaman markas polisi oleh seorang perwira yang digambarkan sebagai anak muda yang dilatih oleh polisi.
Menurut Le Parisien, Harpon berasal di pulau Martinique. Dia menikah pada 2014 dan tinggal bersama istrinya di pinggiran Kota Paris.
Dia masuk Islam 18 bulan lalu, namun tetangga mengatakan kepada wartawan setempat bahwa tidak ada tanda-tanda dia diradikalisasi. Polisi di Paris juga tidak memperlakukan insiden itu sebagai serangan teroris, seperti dikutip dari New York Post.
Menurut CNN, otoritas Perancis menahan istri pria itu setelah serangan mengerikan tersebut.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku