Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menlu AS Rubio Harap Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dicapai 23 Desember, Bisakah?
Advertisement . Scroll to see content

Pembicaraan Damai Ukraina dan Rusia Terancam Berhenti, 2 Pihak Saling Tuduh

Sabtu, 30 April 2022 - 05:46:00 WIB
Pembicaraan Damai Ukraina dan Rusia Terancam Berhenti, 2 Pihak Saling Tuduh
Pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia terancam berhenti (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KIEV, iNews.id - Ukraina memperingatkan pembicaraan damai dengan Rusia terancam gagal lantaran negaranya terus-menerus digempur. Rusia meningkatkan serangan di wilayah timur dan selatan Ukraina untuk merebut Donbass serta kota lain.

Pasukan Rusia telah merebut Kota Kherson di selatan dan Mariupol di timur. Sebagian tentara Ukraina dan warga sipil terkepung di pabrik baja Mariupol.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan rasa pesimisme atas kelangsungan negosiasi dengan Rusia.

"Ada risiko yang tinggi pembicaraan bakal berakhir atas apa yang mereka (Rusia) tinggalkan di belakang, terkesan mereka memegang pedoman tentang membunuh orang-orang," kata Zelensky, kepada wartawan Polandia, seperti dilaporkan Interfax.

Ukraina dan Rusia menggelar pembicaraan langsung sejak 29 Maret. Namun suasana memburuk setelah Ukraina menuduh Rusia melakukan kekejaman terhadap warga saat pasukan mereka mundur dari daerah di sekitar Ibu Kota Kiev seperti Bucha. 

Gambar-gambar yang beredar menunjukkan mayat bergeletakan di jalan dalam kondisi tangan diikat dan luka tembak di kepala. Selain itu ditemukan beberapa kuburan massal di mana jenazah dimakamkan secara tak layak.

Rusia membantah telah membantai warga kota tersebut. 

Sejak tragedi Bucha, kedua pihak melanjutkan pembicaraan melalui konfrensi video.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina tak jujur dalam mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Dia menegaskan Ukraina akan mendapat jaminan keamanan dari negara-negara Dewan Keamanan PBB jika jujur dalam negosiasi.

Lebih lanjut Lavrov menuding ada permainan antara Ukraina dengan negara sekutu untuk mengulur-ulur waktu pembicaraan damai.

"Kami terjebak karena ketidakkonsistenan mereka, karena keinginan mereka untuk bermain game setiap saat, dan, sejauh yang saya duga, karena instruksi yang mereka dapat dari Washington, London, dan ibu kota lainnya, untuk tidak mempercepat proses negosiasi," kata Lavrov.

Amerika Serikat dan Inggris menyampaikan dukungan kepada Ukraina untuk pembicaraan damai, tapi di sisi lain terus mengirim persenjataan. 

Presiden AS Joe Biden pada Kamis lalu meminta Kongres untuk menyetujui bantuan baru senilai 33 miliar dolar, sebanyak 20 miliar dolar di antaranya dalam bentuk persenjataan. Permintaan Biden itu didukung bipartisan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi berharap bisa meloloskan paket bantuan itu sesegera mungkin.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut