Pembunuhan Presiden Haiti, Ini Pengakuan Rekan Tersangka Asal Kolombia
BOGOTA, iNews.id - Seorang mantan tentara yang awalnya juga direkrut untuk bergabung dengan orang Kolombia mengatakan, para tersangka ini sebenarnya dikontrak untuk memberikan keamanan. Mereka yang ditangkap polisi Haiti atas kasus pembunuhan Presiden Jovenel Moise datang bukan untuk membunuh.
Pensiunan penembak jitu pasukan khusus Kolombia, Matias Gutierrez sedianya akan melakukan perjalanan ke Haiti dengan kelompok itu bulan lalu. Sayangnya, saat itu, ayah empat anak ini dinyatakan positif Covid-19.
"Jika saya bepergian, saya mungkin akan terlibat dalam hal yang sama dengan pasukan komando di sana," kata Gutierrez kepada Reuters pada Senin (12/7/2021) malam.
Saat ini, Gutierrez bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia yakin orang-orang tersebut tidak terlibat dalam pembunuhan presiden. Mereka terhormat dan juga terlatih dalam cara menyerang target.
Itu bukan komando kami. Pasti ada konspirasi. Penangkapan mereka benar-benar kacau. Mengapa? Karena mereka tidak melakukan penyerangan, mereka mendukung permintaan pasukan keamanan presiden," kata Gutierrez.
Para kerabat dan rekan tersangka dari Kolombia mengaku, para tersangka dipekerjakan sebagai pengawal. Gutierrez lantas menunjukkan obrolan di antara mereka melalui WhatsApp untuk memperkuat pernyataan tersebut.
Dalam obrolan tersebut, para penjaga keamanan ini dibayar 2.700 dolar AS atau Rp39 juta per bulan untuk melindungi Presiden Moise. Para penjaga ini juga akan bekerja sama dengan polisi Haiti.
Bagi Gutierrez, jumlah bayaran tersebut sangat besar apalagi bagi mantan tentara. Gaji pensiunan bagi mantan tentara seperti Gutierrez berkisar 960.000 peso atau sekitar 250 dolar AS atau Rp3,6 juta.
Gutierrez telah 21 tahun menjadi tentara. 14 tahun di antaranya berada di pasukan khusus sebelum pensiun pada 2015. Sebagian waktunya dihabiskan di medan perang luar negeri.
Dia mengaku sempat berkomunikasi dengan beberapa rekannya yang disewa begitu mereka tiba di Haiti. Mereka mengatakan semua urusan berjalan baik. Mereka juga tinggal di sebuah rumah dekat istana presiden.
Sebelumnya, Presiden Moise (53) tewas terbunuh dalam serangan bersenjata di Port-au-Prince oleh orang tak dikenal yang berbicara bahasa Spanyol. Sementara ibu negara, Martine Moise, yang terluka dalam serangan itu, sedang dirawat di rumah sakit. Anak-anak presiden berhasil selamat.
Surat kabar Miami Herald melaporkan, tentara bayaran asal Kolombia yang ditahan mengaku disewa untuk bekerja di Haiti oleh perusahaan keamanan CTU Security yang berbasis di Miami. Perusahaan itu dijalankan oleh imigran asal Venezuela, Antonio Enmanuel Intriago Valera. Sejauh ini belum ada komentar dari CTU Security.
Editor: Umaya Khusniah