Pemilu Malaysia Alot, Raja Butuh Waktu Lebih Tentukan Perdana Menteri Baru
KUALA LUMPUR, iNews.id - Raja Malaysia Sultan Abdullah masih membutuhkan waktu untuk menentukan perdana menteri yang baru. Hal itu disampaikan Anwar Ibrahim setelah dirinya bersama Muhyiddin Yassin dipanggil Raja ke Istana Negara, Selasa (22/11/2022) sore.
"Raja membutuhkan waktu lebih untuk membuat keputusan final," kata Anwar, dikutip dari Reuters.
Menurut pemimpin koalisi Pakatan Harapan itu, Raja ingin Malaysia memiliki pemerintahan yang kuat dan inklusif. Sayangnya hasil pemilu ke-15 tak menghasilkan satu pun partai atau koalisi yang berhasil merebut suara mayoritas di parlemen.
"Keputusan final soal PM menjadi diskresi Raja. Pada tahap ini tidak ada keputusan yang diambil," ujarnya.
Dia juga memastikan saat ini tak ada pembahasan soal pembentukan pemerintahan minoritas.
Dalam pemilu ke-15 yang berlangsung pada Sabtu (19/11/2022), koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar meraup 82 kursi di parlemen Dewan Rakyat, sementara Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin mendapat 73 kursi. Setiap partai atau koalisi harus memiliki setidaknya 112 dari total 222 kursi parlemen untuk bisa membentuk pemerintahan.
Oleh karena itu keduanya harus menggandeng kelompok lain untuk bisa mendapat jumlah kursi minimal. Namun koalisi Barisan Nasional yang memiliki 30 kursi memutuskan tak bergabung dengan keduanya serta memilih menjadi oposisi dalam pemerintahan mendatang. Kondisi ini memicu kebuntuan politik karena tak ada satu pun yang bisa mendapat suara mayoritas di parlemen.
Menghadapi situasi ini, keputusan tetap berada di tangan Sultan Abdullah untuk memutuskan siapa yang menjadi kepala pemerintahan Malaysia selanjutnya.
Editor: Anton Suhartono