KUALA LUMPUR, iNews.id - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad akan menemui Anwar Ibrahim untuk mengajak bergabung dalam pemilihan umum (pemilu). Malaysia akan menggelar pemilu ke-15 pada 19 November mendatang.
Dalam pesan video di Facebook, Mahathir mengatakan siap bertemu dengan ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu. Mahathir berharap ada pakta politik yang bisa disepakati dengan Anwar karena dia yakin kedua pihak memiliki tujuan yang sama yakni memerangi pihak-pihak yang berusaha menghancurkan negara.
Ratu Rania Bandingkan Retorika Israel seperti Propaganda Nazi
“Saya siap bertemu Anwar karena saya yakin kami memiliki (tujuan) yang sama. Jika saya harus memulai yang pertama, saya akan melakukannya,” kata Mahathir.
Lebih lanjut pria 97 tahun itu mengakui bisa memahami pandangan orang-orang yang menyebutnya tidak tahu malu. Kedua politisi senior Malaysia itu sempat bersatu dalam pemilu pada 2018 hingga koalisi mereka Pakatan Harapan menang atas Barisan Nasional yang dipimpin Najib Razak.
Pemilu Malaysia, Penderita Covid-19 Boleh Nyoblos Langsung ke TPS
Namun usia kebersamaan mereka tak lama, hanya sekitar 2 tahun. Ini disebabkan Mahathir tak rela melepaskan jabatan PM kepada Anwar, sebagaimana disepakati sebelum pemilu. Mahathir memutuskan mundur sebagai perdana menteri dan pecah kongsi dari koalisi Pakatan Harapan. Sejak itu dia dan Anwar bertikai.
Jauh ke belakang, Mahathir, saat menjabat PM pada 1998 juga pernah memecat Anwar sebagai wakil PM. Sejak itu Anwar memimpin gerakan kebangkitan reformasi Malaysia.
Mahathir Mohamad Umumkan Ikut Lagi dalam Pemilu Malaysia, Jadi Caleg Tertua
“Beberapa orang mungkin mengatakan saya tidak tahu malu tetapi itu tidak memengaruhi saya. Bagi saya, yang penting adalah kita (bersama-sama) menghentikan mereka yang mencoba menghancurkan negara. Kejatuhan Najib telah menunjukkan bahwa kita dapat bekerja sama," ujarnya.
Pemilu pada 2018 merupakan sejarah bagi Malaysia karena untuk pertama kali sejak kemderdekaan pada 1957, oposisi memenangkan pesta demokrasi. Saat itu Pakatan Harapan mengalahkan dominasi koalisi Barisan Nasional yang dikomandoi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Dalam video itu Mahathir juga mengenang saat dia bertemu Anwar pada 2016. Saat itu Anwar masih berstatus narapidana kasus pelecehan seksual. Pertemuan itu ternyata mengarah pada kesepakatan politik.
Mahathir yakin momen pada 2016 akan berulang tahun ini demi memperbaiki keadaan politik Malaysia.
Sementara itu Anwar menegaskan siap bertemu Mahathir. Dia mengakui ada kesamaan tujuan politik dengan Anwar untuk melawan Barisan Nasional (BN) dan Perikatan Nasional (PN) dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin.
“Tidak ada masalah, kita bisa bertemu, kita bisa berdiskusi. Tapi saya selalu tekankan yang penting kenapa kita lawan BN/PN.”
Pria 75 tahun itu telah resmi ditunjuk sebagai perdana menteri oleh Pakatan Harapan jika koalisi memenangkan pemilu pada 19 November.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku