Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Lepas Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2025: Berikan yang Terbaik!
Advertisement . Scroll to see content

Pemimpin Junta Myanmar Surati PM Thailand, Minta Dukungan atas Penggulingan Suu Kyi

Rabu, 10 Februari 2021 - 19:23:00 WIB
Pemimpin Junta Myanmar Surati PM Thailand, Minta Dukungan atas Penggulingan Suu Kyi
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. (Foto: Reuters/MRTV)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, mengaku telah menerima surat dari pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. Surat itu berisi permohonan agar Thailand membantu dan mendukung “demokrasi” yang sedang direncanakan sang jenderal.

Prayuth, sejatinya juga seorang mantan perwira Angkatan Bersenjata Thailand yang hingga kini menjalankan pemerintahan di negeri gajah putih. Dia meraih kekuasaan setelah menggulingkan perdana menteri terpilih pada 2014. Meski jabatannya dituding tidak sah oleh kelompok oposisi, Prayuth tetap menjadi kepala pemerintahan setelah pemilu terakhir digelar di Thailand pada 2019.

Tak jauh berbeda dengan Myanmar saat ini, Jenderal Min Aung Hlaing baru saja menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi, pada 1 Februari. Dia menuduh partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), melakukan kecurangan pada Pemilu Myanmar 2020.

Min Aung Hlaing menyatakan, pihaknya bakal menggelar pemilu ulang dengan demokrasi yang adil, dan menyerahkan kepemimpinan kepada pemenangnya. Menanggapi surat permohonan itu, Prayuth mengatakan pihaknya selalu mendukung upaya demokrasi di negara tetangga, dengan beberapa catatan.

“Kami mendukung proses demokrasi di Myanmar, tetapi yang terpenting saat ini adalah menjaga hubungan baik karena berdampak pada masyarakat, ekonomi, perdagangan perbatasan, khususnya sekarang,” kata Prayuth, dikutip Reuters, Rabu (10/2/2021).

“Thailand mendukung proses demokrasi. Sisanya ya itu terserah dia (Min Aung Hlaing) bagaimana melanjutkannya,” ujarnya.

Sejak kudeta 1 Februari, pemerintahan militer Myanmar yang baru dihadapkan dengan unjuk rasa terbesar dalam lebih dari satu dekade. Rakyat Myanmar berbondong-bondong menuntut agar Suu Kyi dibebaskan, dan menentang kudeta militer.

Sama halnya dengan Thailand, unjuk rasa terbesar dalam beberapa dekade juga terjadi saat lawan-lawan politik Prayuth menuntut agar dia mundur. Prayuth dituding merekayasa pemilu terakhir untuk melanjutkan dominasi politik Thailand oleh kalangan militer dan monarki. Namun, dia menyangkal semua tuduhan itu.

Tentara Thailand dan Myanmar memiliki hubungan kerja sama yang erat dalam beberapa dekade terakhir, meski ada sejarah permusuhan yang tercatat antara kedua negara Asia Tenggara itu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut