Pemimpin Militer Michael Randrianirina Dilantik Jadi Presiden Madagaskar yang Baru

ANTANANARIVO, iNews.id - Michael Randrianirina dilantik sebagai presiden baru Madagaskar oleh Mahkamah Konstitusi Tinggi, Jumat (17/10/2025). Pemimpin militer berpangkat kolonel itu menggantikan Andry Rajoelina yang dimakzulkan melalui mosi tidak percaya oleh parlemen Majelis Nasional pada Selasa lalu.

Rajoelina meninggalkan Madagaskar pada Minggu (12/10/2025) setelah percobaan kudeta unit elite militer CAPSAT yang dipimpin Randrianirina. Ini menjadi alasan bagi parlemen untuk menggulingkannya dengan alasan kabur dari tugas. Sampai saat ini keberadaan Rajoelina belum diketahui, meski pria 51 tahun itu beberapa kalu muncul di media sosial.

Baca Juga

Mengapa Kamboja Tanpa Memiliki Jet Tempur?

Ribuan warga berkumpul di luar Mahkamah Konstitusi Tinggi tempat upacara pelantikan berlangsung. Massa kelompok pemuda menaruh harapan besar kepada Randrianirina yang mendapat mandat untuk membawa Madagaskar melalui masa transisi sampai terbentuknya pemerintahan baru dalam 2 tahun.

Al Jazeera melaporkan, Randrianirina mengubah penampilan militernya saat pelantikan dengan mengenakan setelan sipil.

Baca Juga

Kolonel Michael Randrianirina Ambil Alih Kekuasaan Madagaskar, Bubarkan Lembaga Pemerintah

Perwakilan asing, di antaranya dari Amerika Serikat, Uni Eropa, serta duta besar Prancis, turut hadir.

Madagaskar dilanda demonstrasi besar sejak 25 September dipicu krisis listrik dan air bersih. PBB melaporkan setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka dalam demonstrasi rusuh yang berujung pembakaran rumah pejabat serta penjarahan.

Baca Juga

Breaking News: Presiden Madagaskar Andry Rajoelina Dimakzulkan, Militer Ambil Alih Kekuasaan

Puncaknya, CAPSAT pada pekan lalu bergabung dengan demonstran untuk mendesak Rajoelina mundur dari jabatannya. Para personel militer turun ke jalan menggunakan kendaraan militer lapis baja bergabung dengan masyarakat, seperti hendak melakukan kudeta. Randrianirina membantah keputusan unit yang dipimpinnya bergabung dengan demonstran disebut sebagai percobaan kudeta.

Editor: Anton Suhartono