Pemimpin Oposisi Venezuela Tuduh Pemerintahan Maduro Ancam Keluarganya
CARACAS, iNews.id - Pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, Juan Guaido, mengatakan keluarganya diancam, di tengah krisis politik yang terus berlanjut di negara itu.
Dalam pidatonya di Universitas Pusat Venezuela, dia mengatakan polisi mendatangi rumah keluarganya untuk mencari istrinya, Fabiana Rosales. Dia menuduh pemerintahan Nicolas Maduro sengaja mengancamnya.
"Saat ini, pasukan khusus berada di rumah saya untuk mencari Fabiana," kata pemimpin oposisi itu saat berpidato, seperti dilaporkan BBC, Jumat (1/2/2019).
"Kediktatoran berpikir mereka bisa mengancam kita. Saya menerima informasi ini sebelum saya datang ke sini. Tetapi saya tidak akan memulai dengan hal itu. Saya mulai dengan rencana untuk semua rakyat Venezuela."
Berbicara kepada pasukan keamanan secara langsung, Guaido berkata, "Saya akan meminta Anda bertanggung jawab atas intimidasi terhadap bayi saya, yang baru berusia 20 bulan."
Selain itu, dia juga menyerukan 'pembentukan kembali layanan publik', langkah-langkah untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk, serta dukungan untuk sektor ekonomi, yang kini paling rentan.
Rencana pemerintahannya, tegas Guaido, akan berfokus pada memulihkan produksi minyak.
"Kami ingin seorang anak yang lahir di negara bagian Venezuela untuk bercita-cita setinggi mungkin, atau lebih, daripada anak yang tinggal di Madrid, Barcelona, atau Bogota atau di bagian lain dunia," katanya.
Dia meminta rakyat Venezuela untuk berkumpul bersama pada Sabtu besok sebagai bagian dari aksi protes baru untuk menuntut "bantuan kemanusiaan". Dia juga meminta diplomat asing untuk menemaninya pulang untuk membantu melindungi keluarganya.
Guaido sebelummya menyatakan diri sebagai presiden Venezuela beberapa waktu lalu, yang turut diakui oleh AS dan beberapa negara Amerika Latin.
Rusia, Iran, dan China mendukung Presiden Nicolas Maduro; sedangkan Inggris, Prancis, Australia, dan Israel menyatakan Guaido sebagai presiden sementara.
Dukungan militer dipandang sangat penting bagi kekuasaan Maduro. Namun, Guaido mengaku sudah mengadakan pertemuan rahasia dengan militer untuk mendapatkan dukungan untuk melengserkan Maduro.
Aksi protes besar-besaran terjadi di seluruh negeri sejak Maduro memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden pada 10 Januari. Dia terpilih tahun lalu dalam pemilu kontroversial di mana banyak kandidat oposisi dilarang maju, atau bahkan dipenjara.
Sebagai ketua Parlemen Nasional Venezuela, Guaido mengatakan konstitusi memungkinkannya untuk mengambil alih kekuasaan sementara, saat presiden dianggap tidak sah.
Namun, Mahkamah Agung Venezuela melarang pemimpin oposisi itu meninggalkan negara dan membekukan rekening banknya.
Sekitar tiga juta orang meninggalkan Venezuela di tengah masalah ekonomi yang parah di negara itu.
Editor: Nathania Riris Michico