Penampakan Museum Kariye, Bekas Gereja yang Diubah Kembali Jadi Masjid oleh Erdogan
ISTANBUL, iNews.id - Museum Kariye di Istanbul, Turki, menjadi bangunan bersejarah kedua yang diubah kembali fungsinya menjadi masjid oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Bangunan ini awalnya merupakan gereja Ortodoks peninggalan Bizantium yang dibangun sekitar 1.000 tahun lalu.
Sejak diubah menjadi masjid oleh kekhalifahan Turki Utsmani pada abad ke-16, mosaik di dinding dan langit-langit sempat ditutup. Namun setelah Utsmaniyah takluk dan Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal, nuansa gereja pada bangunan tersebut kembali dihidupkan.
Pada 1948, Thomas Whittemore dan Paul A Underwood dari Byzantine Institute of America dan Dumbarton Oaks Center for Byzantine Studies, mensponsori program restorasi untuk membersihkan, memulihkan, dan melestarikan lukisan dinding di Chora yang telah diplester dan dilabur berulang kali.
Semua gambaran yang merepresentasikan gereja era Bizantium dihidupkan kembali. Pekerjaan itu berlangsung selama 12 tahun dimulai pada 1950-an. Pada 1958, Chora dibuka untuk umum mengusung nama baru Museum Kariye Muzesi.
"Ini merupakan tempat yang kaya akan sejarah dan menyimpan banyak simbolisme bagi banyak orang dari kalangan berbeda," kata turis Prancis, Frederic Sicard (48), ditemui setelah pengumuman dari Erdogan.
"Bagi saya, ini (konversi) agak sulit untuk dipahami dan diikuti. Tapi kami akan terus mengunjungi sekalipun diubah menjadi masjid. Kami mungkin hanya perlu mengatur waktu kunjungan di luar salat," ujarnya, lagi.
Struktur berwarna pasir yang terlihat saat ini menggantikan bangunan yang dibuat sebagai bagian dari biara di abad keempat ketika Konstantinopel menjadi ibu kota baru Kekaisaran Romawi.
Bangunan ini memiliki menara di satu sudut dan kubah kecil bertingkat mirip dengan masjid besar lainnya, tempat untuk menggemakan azan.
Di dalamnya dipenuhi dengan lukisan dinding dan mosaik megah yang mewakili beberapa contoh seni Bizantium, dunia Kristen. Bangunan dihiasi dengan lukisan dinding Penghakiman Terakhir abad ke-14.
Namun beberapa penduduk setempat mendukung penuh perubahan museum menjadi masjid.
"Ada puluhan, ratusan gereja dan sinagog di Istanbul namun hanya beberapa yang dijadikan masjid. Ada toleransi yang besar dalam budaya kami," kata Yucel Sahin, warga sekitar.
Editor: Anton Suhartono