Penembakan di Gereja Texas, Banyak Korban Tewas yang Satu Keluarga

SUTHERLAND SPRINGS, iNews.id – Penembakan di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, Wilson County, Texas, Amerika Serikat, pada Minggu 5 November 2017, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Apalagi, banyak dari korban tewas merupakan satu keluarga.

Sherrif Wilson County Joe Tackitt, sebagaimana dilaporkan NBC News, mengungkap sebanyak  14 dari 26 korban tewas adalah anak-anak.

Baca Juga

Mobil Meledak Dahsyat di Red Fort Delhi, 9 Orang Tewas, Bak Zona Perang

Di antara korban adalah, anak berusia 18 bulan (sebelumnya disebutkan korban termuda berusia lima tahun) dan ibu yang sedang hamil sambil membawa anak-anaknya.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (07/11/2017), di antara korban tewas adalah Bryan Holcombe, seorang pastor di gereja itu. Istrinya, Karla, juga tewas dalam penembakan yang dilakukan mantan anggota Angkatan Uara AS, Devin Patrcik Kelley, itu. Tak cuma itu, anak mereka, Marc Daniel, juga tewas bersama anak bayinya, Noah.

Sementara anak Bryan dan Karla lainnya, John Holcombe, selama, tapi istrinya yang sedang hamil, Crystal, tewas bersama tiga anaknya, yakni Emily, Megan, dan Greg.

Atas tewasnya satu keluarga besar ini, warga langsung menggalang dana melalui GoFundMe. Dalam 20 jam terkumpul dana USD150 ribu atau sekitar Rp2 miliar.

Keluarga lain yang menjadi korban adalah Joann Ward. Dia dan dua anak perempuannya, Brooke (5) dan Emily (7), tewas. Saat kejadian, Ward melindungi bayinya dari tembakan.

Paman Ward, John Alexander, melalui akun Facebook, mengungkapkan, keponakannya merupakan sosok ibu yang bertanggung jawab bagi anak-anak dan keluarganya.

Anak Joann lainnya, Ryland, terkena tembakan empat kali. Korban langsung diterbangkan ke rumah sakit universitas di San Antonio dan sampai saat ini kondisinya masih kritis.

Pelaku penembakan ditemukan tewas di mobil saat melarikan diri. Kuat dugaan, Kelley tewas akibat tembakan warga saat pengejaran berlangsung. Dia merupakan mantan anggota AS yang diberhentikan secara tidak hormat pada 2014 akibat kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Editor: Anton Suhartono