Penembakan Sekolah AS, Trump Takjub Remaja Ditembak 4 Peluru Selamat
PARKLAND, iNews.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jumat 16 Februari 2018 waktu setempat, mengujungi para korban luka akibat penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, yang dirawat di Broward Health North Hospital. Trump menjenguk para korban bersama istrinya, Melania.
Pada kesempatan itu, Trump menjenguk seorang remaja perempuan yang lolos dari maut meski tubuhnya diterjang empat peluru, termasuk di paru-paru, dari senjata AR-15 milik pelaku, Nikolas Cruz. Trump mendapat informasi, nyawa korban berhasil diselamatkan karena mendapat penanganan medis dengan cepat.
Dia pun berterima kasih kepada para dokter, perawat, serta pihak-pihak yang dengan cepat menangani para korban. Trump memuji para tenaga medis dengan menyebut mereka telah melakukan pekerjaan menyelamatkan nyawa dengan luar biasa.
Setelah mengunjungi rumah sakit, Trump dan Melania menuju kantor sheriff Broward. Di sana Trump berbincang dengan Gubernur Rick Scott, Senator Marco Rubio, sheriff, dan penegak hukum lainnya.
Saat itu Trump menceritakan kisah para korban selamat, termasuk remaja yang diterjang empat peluru. "Beri mereka semangat," kata Trump, kepada para penegak hukum, dikutip dari AFP, Sabtu (17/2/2018).
Setelah itu, Trump mengunjungi Parkland dan bertemu dengan keluarga korban tewas.
"Putri saya tak selamat di sekolah itu," kata Andrew Pollack, seorang ayah yang kehilangan anaknya berusia 18 tahun, Meadow.
Biro Penyelidikan Federal (FBI) menyatakan pihaknya mendapat telepon dari seseorang yang dekat dengan Nikolas Cruz pada 5 Januari 2018. Dia melaporkan adanya potensi Cruz melakukan serangan ke sekolah tempat dia pernah dikeluarkan.
"Penelepon itu memberi beberapa informasi mengenai senjata yang dimiliki Cruz, keinginan untuk membunuh orang, perilaku yang kacau, dan posting di media sosial yang sangat mengganggu, termasuk potensi melakukan serangan di sekolah," demikian pernyataan FBI.
FBI sudah melanjutkan informasi itu ke kepolisian di Miami untuk ditindaklanjuti. Namun sejak itu belum ada laporan penyelidikan yang dilakukan kepolisian.
Editor: Anton Suhartono