Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mengejutkan, Amerika Tak Kirim Seorang Pejabat pun ke KTT G20 di Afrika Selatan
Advertisement . Scroll to see content

Pengunduran Diri Menhan Jim Mattis Bisa Membahayakan Masa Depan AS

Jumat, 21 Desember 2018 - 10:28:00 WIB
Pengunduran Diri Menhan Jim Mattis Bisa Membahayakan Masa Depan AS
Jim Mattis (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Kabar pengunduran diri Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Jim Mattis, Kamis (20/12/2018), sangat mengejutkan.

Keluarnya Mattis dari barisan Trump menambah daftar jajaran kabinet dan penasihat yang hengkang dari Gedung Putih selama dua tahun pemerintahan.

Selain itu, Mattis dianggap sebagai sosok yang bisa menjembatani keinginan Trump serta memberikan pengaruh.
Tak heran jika kepergiannya, merupakan pukulan telak bagi Washington.

"Ini menakutkan. Menteri Mattis telah menjadi jembatan stabilitas di tengah-tengah kekacauan pemerintahan Trump," kata Senator Demokrat, Mark Warner, dikutip dari AFP, Jumat (21/12/2018).

Senator Republik Marco Rubio menilai, alasan yang disampaikan Mattis dalam surat pengunduran dirinya menunjukkan bahwa masa depan AS dalam kondisi sangat serius. Di surat itu disebutkan ada perbedaan pandangan antara Mattis dan Trump soal bagaimana memperlakukan negara sekutu.

"Ini membuatnya sangat jelas bahwa kita menuju serangkaian kesalahan kebijakan serius yang akan membahayakan bangsa, merusak aliansi kita (dan) menguntungkan musuh kita," kata Rubio.

Senator Republik lainnya, Susan Collins, mengatakan pengunduran diri Mattis merupakan kerugian besar bagi AS.

"Ini kerugian sangat nyata bagi militer dan pemerintahan kita," tuturnya.

Pengunduran diri Mattis disampaikan sehari setelah Trump memutuskan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah. Keputusan yang sangat mengejutkan negara sekutu di tengah upaya mengimbangi pengaruh Rusia dan Iran di Timur Tengah.

Keputusan Trump itu juga menyentak Mattis. Sejak awal Mattis memperingatkan bahwa penarikan pasukan dari Suriah merupakan kesalahan strategis.

Para ahli mengatakan ISIS belum sepenuhnya dikalahkan. Kelompok itu masih mengusai kantong-kantong di Suriah timur dan ribuan anggotanya diperkirakan masih menjadi ancaman.

Mattis juga berselisih dengan Trump dalam sejumlah isu lain, termasuk kesepakatan nuklir Iran. Trump membawa AS keluar dari kesepakatan yang diteken pada 2015 itu, meninggalkan para sekutunya yang tetap konsisten pada perjanjian, bersama dengan Rusia dan China.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut