Pentagon Beri Sinyal AS Segera Kirim Tank ke Ukraina untuk Lawan Rusia
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) kemungkinan segera mengirim tank ke Ukraina untuk membantu perang melawan Rusia. Tank tersebut sudah kompatibel dengan NATO untuk menggantikan armada tua buatan era Soviet.
Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS (Pentagon), dalam pernyataan Senin kemarin, mengatakan anggota parlemen Ukraina baru-baru ini berkunjung ke Washington DC khusus untuk mengajukan permintaan bantuan tank.
“Tank benar-benar dalam pembahasan, bersama peralatan lain,” kata pejabat yang meminta identitasnya tak dipublikasikan itu.
Dia menambahkan, selama ini tentara Ukraina menggunakan tank tipe Soviet, namun ke depan Pentagon yakin mereka akan bertransisi untuk menggunakan model tank yang kompatibel dengan NATO.
Soal waktu pengiriman, dia menegaskan hal itu sangat bergantung pada kesiapan tentara Ukraina menjalani latihan. Dari situ akan diketahui kemahiran tentara Ukraina dalam menggunakan tank tersebut, termasuk merawatnya.
Dia enggan menyebut model tank apa yang kemungkinan dikirim, melainkan hanya armada yang kompatibel dengan NATO. Merujuk pada data, sejauh ini tank M1 Abrams memenuhi syarat tersebut.
Pekan lalu AS mengumumkan paket bantuan keamanan terbaru untuk Ukraina dengan nilai sekitar 600 juta dolar AS. Masuk dalam paket bantuan terbaru itu adalah amunisi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), 36.000 butir peluru artileri, 1.000 amunisi berpemandu presisi, sejumlah kendaraan angkut personel, dan senjata kecil.
Sejauh ini belum ada satu pun negara Barat yang mengirim tank tempur utama ke Ukraina, melainkan kendaraan angkut personel lapis baja.
Sebelumnya Jerman menolak mentah-mentah permintaan bantuan tank tempur utama Leopard sebagaimana diminta Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba. Keputusan itu membuat Ukraina kecewa terhadap Jerman.
“Tidak ada negara yang mengirimkan kendaraan tempur infanteri atau tank tempur utama buatan Barat sejauh ini,” kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht, seraya menambahkan negara sepakat dengan para sekutu untuk tidak mengambil keputusan sepihak.
Editor: Anton Suhartono