Penyakit Misterius Landa Tanzania, 15 Pasien Meninggal Setelah Muntah Darah
DODOMA, iNews.id - Penyakit misterius melanda Tanzania, pasien muntah darah lalu meninggal dunia dalam beberapa jam. Sejauh ini sedikitnya 15 orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Lebih dari 50 orang dirawat di rumah sakit setelah megalami gejala yang belum bisa dipastikan penyebabnya. Umumnya mereka mengalami mual.
Pejabat kesehatan Tanzania mengatakan, beberapa pasien di Mbeya, kebanyakan laki-laki, meninggal setelah beberapa jam menunjukkan gejala.
Felista Kisandu, kepala petugas medis di perdesaan Distrik Chunya, Mbeya, mengatakan, tim ahli dikerahkan untuk memeriksa pasien serta menyelidiki penyebabnya.
"Kasus ini belum meluas. Ini terjadi hanya di satu bangsal pemerintahan di Ifumbo, di mana orang-orang muntah darah lalu meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit. Penyebab penyakit belum diidentifikasi, tapi Kementerian Kesehatan Tanzania telah mengesampingkan wabah," ujar Kisandu, dikutip dari The Sun, Selasa (9/2/2021).
Kisandu menambakan, tim telah mengambil sampel air di saluran warga serta darah pasien untuk mengetahui jejak kontaminasi merkuri.
"Pemeriksaan klinis awal mengungkapkan, pasien, kebanyakan laki-laki, menderita sakit maag dan lever. Kami menyarankan mereka untuk menghindari minuman keras, merokok, dan minuman beralkohol lainnya," ucapnya.
Setelah menyampaikam pernyataan itu pada Sabtu lalu, Kisandu dibebastugaskan oleh Menteri Kesehatan Dorothy Gwajika.
Gwajika mengatakan pernyataan ahli medis tersebut menciptakan kepanikan yang tidak perlu di antara penduduk.
"Untuk menimbulkan kepanikan yang tidak perlu di antara warga, saya memerintahkan atasan Felista Kisandu untuk menangguhkannya guna membuka jalan bagi penyelidikan oleh Dewan Medis dan menyerahkan laporan kepada saya dalam 10 hari," ujar Gwajika.
Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan berjanji segera memberikan keterangan terbaru.
Pejabat pemerintah, mengatakan gejala serupa pernah melanda wilayah itu pada 2018. Pasien menderita demam tinggi, mual, dan muntah darah.
Editor: Anton Suhartono